JAKARTA, iNewsDepok.id - Beragam olahraga lahir dari sebuah hobi yang memacu adrenalin, salah satunya airsoft. Olahraga ini tergolong ekstrem, namun cukup aman jika kita memahami cara bermainnya.
Airsoft adalah salah satu olahraga atau juga permainan, yang mensimulasikan kegiatan berbau militer, khususnya dalam hal taktis dan menembak. Olahraga ini menggunakan replika senjata api yang disebut airsoft gun.
Ketua Persatuan Olahraga Airsoft Seluruh Indonesia (Porgasi) Jakarta Raya, Widuro mengatakan airsoft atau airsoft gun adalah permainan yang menggunakan replika dari suatu model senjata api dunia nyata maupun fiktif.
Airsoft menggunakan gas atau angin bertekanan rendah untuk melontarkan bola-bola plastik kecil berukuran 6 atau 8 mm, sebagai proyektilnya atau yang biasa disebut dengan BB (ball bearing).
"Airsoft ukuran proyektil 6 mm terbuat dari plastik bertenaga pendorong green gas, motor listrik dan pegas," kata Widuro kepada iNews Depok, Minggu (27/11/2022).
Lebih lanjut Widuro menceritakan ragam airsoft gun. Pada dasarnya, airsoft gun terbagi menjadi tiga, berdasarkan tenaga pendorongnya.
Pertama adalah airsoft gun bertenaga pegas. Yang prinsip penggunaannya sekali kokang, peluru baru bisa dilontarkan. Airsoft gun jenis pelontar pegas ini, banyak ditemui di pedagang mainan anak-anak.
Kedua, airsoft gun bertenaga pendorong elektrik atau automatic electric gun (AEG). Untuk jenis airsoft ini, menggunakan baterai sebagai penggerak dinamo untuk melontarkan BB.
Selanjutnya ada airsoft gun bertenaga gas atau gas blow back (GBB). Untuk unit ini, tenaga yang dihasilkan berasal dari green gas, yang khusus digunakan untuk airsoft gun.
"Berdasarkan tenaga pendorong ada gas blow back, automatic electric gun (AEG) dan spring (pegas)," kata Widuro.
Seluruh unit airsoft gun yang disebutkan tadi, tergolong aman untuk permainan simulasi perang taktis.
Para pemain airsoft sering disebut sebagai airsofter. Foto: Tama/ iNews Depok
Serupa dengan aslinya, ragam model airsoft gun pun cukup banyak. Mulai dari model pistol (hand gun), senjata serbu (assault rifle), senjata runduk (sniper rifle) dan model senjata mesin (machine gun atau sub machine gun).
Meskipun tergolong aman Widuro menegaskan, untuk mereka yang ingin bermain olahraga ini, wajib menggunakan alat pelindung diri seperti kaca mata khusus taktis, sepatu, celana panjang, baju lengan panjang, helm taktis, masker khusus taktis, sarung tangan.
Walau sudah menggunakan alat pelindung diri, dalam beberapa aturan permainan taktis tempur airsoft, para pemain juga dilarang mengincar organ vital lawan, yaitu mata.
"Pemain airsoft harus melengkapi alat pelindung diri seperti safety googles, sepatu, baju dan celana panjang, sarung tangan tactical dan penutup mulut tactical," imbuhnya.
Ragam Permainan Airsoft
Dalam permainannya, ada banyak ragam cabang permainan yang sering dimainkan para pemain airsoft (airsofter). Antara lain:
Skirmish, yang merupakan permainan dasar olahraga airsoft di mana para pemain dibagi ke dalam dua kubu atau lebih, dan mereka saling bertempur secara taktis, sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan oleh para airsofter.
Untuk cakupan arenanya lebih luas, seperti dalam seluruh area gedung terbengkalai.
"Singkatnya, main ya main perang-perangan," ujar Widuro.
Selanjutnya ada Speed QB. Untuk cabang ini hampir sama dengan Skirmish, namun aturannya lebih baku. Yaitu waktu yang digunakan cukup terbatas, hanya sekitar tiga menit.
Untuk Speed QB, atribut yang digunakan sangat jauh dari atribut militer. Karena difokuskan pada mobilitas pemain yang tinggi.
Ketiga, Airsoft Battle Action Competition (ABAC). Dalam permainannya juga hampir sama dengan Skirmish.
Yang membedakannya adalah, ABAC sering digunakan untuk kebutuhan lomba atau kompetisi. Area lokasi yang digunakan lebih sempit, dan aturan mainnya juga lebih ketat.
Keempat, hampir sama dengan ABAC, yaitu Airsoft Tactical Competition (ATAC).
Selain unit airsoft gun, para pemain harus melengkapi dengan alat pelindung yang memadai. Foto: Tama/ iNews Depok
Yang membedakan dalam permainan ini adalah, sasaran targetnya merupakan objek benda atau papan.
Di sini keahlian dan kecakapan peserta dalam menggunakan airsoft-nya akan diuji dalam hal kecepatan dan ketepatan menembak, serta kekompakan tim dalam menjatuhkan target berupa plat dan papan.
Dan yang terakhir, adalah Airsoft reka ulang (reenactment), yang mana melakukan permainan taktis tempur sekaligus belajar sejarah.
Dalam permainan ini, para pemain menggunakan kostum dan unit airsoft ala tentara perang era masa lalu, contohnya era perang dunia kedua.
Pemain airsoft dengan kostum PD II. Foto: Tama/ iNews Depok.
Legalitas Airsoft Gun
Unit airsoft gun tidak sembarangan digunakan di semua tempat. Secara model, unit tersebut mirip dengan senjata model aslinya, dengan skala ukuran 1:1.
Para pemilik harus tergabung pada klub yang berinduk di Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI). Salah satu wadah umum di bawah KORMI itu sendiri adalah Porgasi.
Selain itu, para pemilik wajib memiliki surat ijin kepemilikan airsoft gun yang dikeluarkan oleh Wasendak Intelkam Polri.
"Harus tergabung di wadah airsoft seperti Porgasi. Dan unit harus sudah terdata di kepolisian," kata Widuro.
Selain itu, tiap unit harus dilabeli stiker berwarna oranye di ujung laras atau pucuknya. Hal itu untuk menandakan bahwa unit itu bukan senjata api.
Bicara hobi, airsoft merupakan olahraga yang cukup merogoh uang yang tidak sedikit. Untuk unit airsoft gun jenis AEG dan GBB saja, Widuro mengaku harga kisaran tiap unit dimulai dari Rp 3-5 juta, tergantung merek dan model. Itu juga belum termasuk kelengkapan lainnya, mulai dari kostum dan alat pelindung lainnya.
"Untuk model pistol harga mulai dari Rp 3 juta. Untuk rifle (senjata serbu), mulai dari Rp 5 juta," pungkasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait