Lula da Silva Menang Pemilu Brasil 2022, Bolsonaro akan Menentang?

Benedict J. C. Pietersz
Lula da Silva, yang mewakili Partai Buruh Brasil, memenangkan pemilu pada putaran kedua. Bolsonaro peringatkan akan menentang hasil jika dia kalah dengan selisih kecil. Foto: The Brazilian Report

JAKARTA, iNewsDepok.id - Mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva telah meraih kemenangan atas saingan sayap kanannya Jair Bolsonaro dalam putaran kedua pemilihan Brasil yang diperebutkan dengan ketat pada Minggu (30/10/2022). Dengan lebih dari 99% distrik melaporkan hasil akhir mereka, kemenangan Lula “ditentukan secara matematis,” menurut otoritas pemilu negara itu.

Jajak pendapat ditutup secara nasional pada pukul 5 sore waktu setempat (8 malam GMT). Hasil awal menunjukkan Bolsonaro unggul, tetapi seperti pada putaran pertama pemungutan suara, keunggulannya akhirnya menyempit karena lebih banyak suara dari kubu da Silva dihitung.

Pada 2 Oktober, da Silva, yang menjabat sebagai presiden dari 2003 hingga 2010, menerima lebih dari 48% suara, yang tidak cukup untuk mengklaim kemenangan langsung di putaran pertama.

Lula da Silva, yang mewakili Partai Buruh Brasil, telah memfokuskan kampanyenya untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan mengentaskan kemiskinan. Di antara langkah-langkah yang dia usulkan adalah menaikkan pajak pada orang kaya, memperluas jaring pengaman sosial, dan meningkatkan upah minimum, mengutip dari Russia Today.

Slogan kampanye Bolsonaro adalah 'Tuhan, keluarga, tanah air, dan kebebasan'. Visinya tentang masa depan Brasil termasuk memprivatisasi perusahaan minyak milik negara, membuka wilayah Amazon untuk lebih banyak pertambangan, dan melonggarkan peraturan senjata.

Petahana berulang kali memperingatkan selama kampanyenya bahwa dia akan menentang hasil jika dia kalah dengan selisih kecil, mempertanyakan keandalan sistem pemungutan suara elektronik Brasil.

Menjelang pertarungan, para rival berulang kali saling menghina selama debat dan acara kampanye.

Selama debat pada 17 Oktober, Lula menyebut Bolsonaro sebagai “diktator kecil mungil” dan berjanji untuk membela kebebasan dan demokrasi. Petahana membalas, menyebut Lula sebagai “aib nasional,” karena skandal korupsi yang terjadi ketika Partai Buruh (PT) Lula berkuasa antara 2003 dan 2016.

Lula, yang memerintah Brasil dari 2003 hingga 2010, dilarang mencalonkan diri sebagai presiden pada 2018 karena tuduhan korupsi yang kemudian dibatalkan.

Editor : Mahfud

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network