JAKARTA, iNews.id - Sebuah koper berisi 20 botol vodka yang diduga dikirim oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kepada mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi sebagai hadiah ulang tahun mungkin telah melanggar sanksi Uni Eropa.
Juru bicara Komisi Eropa mengatakan kepada kantor berita bahwa larangan impor barang dari Rusia ke UE pada April 2022 termasuk minuman beralkohol, yaitu vodka, dan tidak memberikan pengecualian untuk hadiah, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (21/10/2022).
Juru bicara tersebut kemudian menjelaskan bahwa pelanggaran sanksi dapat dilaporkan kepada otoritas nasional yang kompeten dari negara-negara anggota, atau langsung ke Brussels.
Berita bahwa Putin telah mengirim hadiah ke Berlusconi dilaporkan oleh kantor berita Italia LaPresse awal pekan ini. Outlet tersebut merilis rekaman audio dari diskusi mantan perdana menteri dengan anggota partainya, Forza Italia, pada pertemuan tertutup.
“Saya telah terhubung kembali dengan Presiden Putin… Dia mengirimi saya 20 botol vodka dan surat yang sangat manis untuk ulang tahun saya. Saya membalasnya dengan 20 botol Lambrusco dan surat manis yang serupa,” kata Berlusconi dalam rekaman tersebut.
Namun, perwakilan Forza Italia kemudian mengatakan bahwa mantan PM tidak mengacu pada hari ulang tahunnya yang terakhir pada 29 September 2022, melainkan menceritakan "sebuah cerita lama kepada anggota parlemen tentang episode yang terjadi bertahun-tahun yang lalu," yang berarti bahwa sanksi UE dapat tidak berlaku sama sekali. Perwakilan partai menambahkan bahwa “Berlusconi menyangkal berita tentang dugaan hubungan baru dengan Vladimir Putin.”
Namun, laporan kemudian muncul, menunjukkan bahwa pernyataan itu memang dibuat tahun ini.
Skandal potensial muncul hanya beberapa minggu setelah politisi berusia 86 tahun itu kembali ke parlemen Italia, sembilan tahun setelah dipaksa keluar karena dugaan penipuan pajak.
Sebelumnya, Putin dan Berlusconi menikmati hubungan persahabatan dan sering saling memuji. Namun, Berlusconi akhir-akhir ini mengkritik Putin atas operasi militer Rusia di Ukraina, dengan mengatakan bahwa dia kecewa dengan pemimpin Rusia itu, yang selalu dia anggap sebagai “orang yang demokratis dan damai.”
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait