Sedangkan rumah yang dijadikan sebagai pos komando PKI, merupakan milik Sueb. Dia tidak terlibat kegiatan PKI. Sueb adalah seorang pedagang kelapa di Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Jadi dia sebenarnya tidak tiap hari pulang. Karena dulu kan masih jalan kaki, kalau nggak naik sepeda jualan ke sana," kata dia.
Rumah tersebut akhirnya diambil alih PKI yang mengadakan latihan di kawasan tersebut. Saat itu, anggota PKI yang melakukan latihan di kawasan Lubang Buaya hampir 3.700 orang.
"Rumah itu diambil alih, dia tidak berani mengambil risiko karena sebanyak itu. Akhirnya dia keluar sendiri," kata dia.
Dahulu, rumah tersebut digunakan untuk melakukan rapat-rapat penting PKI sebelum melakukan penculikan pahlawan revolusi. Hingga kini, pengelola masih berupaya mempertahankan 99 persen keaslian dari bangunan dan beberapa barang, seperti meja kursi.
Ada satu rumah lagi yang digunakan untuk kegiatan PKI, yaitu rumah Amrah. Rumah tersebut masih berupa bangunan kayu dan difungsikan sebagai dapur umum. Amrah sendiri seorang janda dan tidak terlibat dengan aktivitas PKI.
"Dia sehari-hari sebenarnya tukang jahit. Baru setelah dia jahit, setelah itu dipasarkan ke pedagang kain keliling," kata Manulang.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait