JAKARTA, iNewsDepok.id - Salah satu bukti sejarah kejamnya Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sumur tua di kawasan Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur. Sumur maut itu kini menjadi kawasan wisata Monumen Pancasila Sakti.
Bercerita tentang sumur maut tersebut, pemandu wisata Monumen Pancasila Sakti, Manulang mengungkapkan, misteri yang belum terpecahkan hingga kini. Misteri tersebut adalah hilangnya mata Mayor Jenderal (Mayjen) S Parman.
"Sewaktu pengangkatan jenazah itu kan Mayor Jenderal S Parman itu matanya hilang," kata Manulang, di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Manulang yang sudah menjadi pemandu wisata di Monumen Pancasila Sakti sejak 5 tahun lalu tak tahu persis penyebab hilangnya mata Mayjen S Parman. Sebab, pada saat jenazah dimasukkan ke dalam sumur, airnya juga masih banyak.
"Apa mungkin copot di dalam sumur itu, karena airnya masih banyak. Apa mungkin dicongkel sewaktu penyiksaan itu. Itu masih tanda tanya gitu," kata Manulang.
Sebelum menjadi 'kuburan' jenazah pahlawan revolusi, Manulang menceritakan, sumur maut tersebut masih aktif digunakan oleh masyarakat setempat untuk kegiatan memasak dan cuci pakaian.
Sumur yang memiliki kedalaman 12 meter tersebut dimiliki oleh simpatisan PKI Bambang Harjono.
"Bapak Bambang Harjono yang pemilik rumah penyiksaan, rumah dia persis di samping," kata dia.
Sumur tersebut dipilih untuk mengubur 7 jenazah pahlawan revolusi karena dinilai lebih efektif ketimbang menggali kuburan masal. Apalagi, peristiwa mencekam tersebut terjadi saat malam hari dan berlangsung cepat.
"Mereka untuk menggali sumur untuk 7 orang sudah nggak mungkin, jadi yang ada sumur itu yang paling efektif. Karena dalamnya juga lumayan 12 meter," kata dia Manulang.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait