DEPOK, iNewsDepok.id - Rasanya memang enak ketika mengonsumsi makanan dan minuman manis yang mengandung gula. Saking enaknya, tidak sedikit orang yang ketagihan dan tanpa sadar konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan.
"Makanan dan minuman manis melepaskan dopamin dalam tubuh yang membuat kita ingin mengulanginya lagi dan lagi," ungkap ahli kesehatan, Prof dr. Zubairi Djoerban, seperti dikutip dari Twitter, Kamis (28/9/2022).
Lebih lanjut Prof. Zubairi mengingatkan bahaya terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Ada sejumlah dampak buruk yang mungkin terjadi bila seseorang mengonsumsi gula dalam kadar berlebih.
"Gula di mana-mana. Sulit dihindari, apalagi yang merasakan sugar craving; ingin es teh manis saat panas, cokelat saat stres, es krim saat sedih, yang ke semuanya itu berisiko terhadap kesehatan (jika berlebihan)," kata Prof Zubairi.
Mereka yang mengonsumsi gula berlebih sangat berisiko tinggi terkena penyakit di antaranya diabetes.
Prof. Zubairi menjelaskan mengonsumsi makanan atau minuman manis seperti es teh manis, cokelat, dan es krim yang mengandung gula sebenarnya tidaklah berbahaya. Tetapi dengan catatan tidak berlebihan.
Untuk itu, konsumen perlu memperhatikan kadar gula tambahan di dalam makanan atau minuman. Kadar gula tambahan ini bisa dicermati dengan melihat label kemasan di minuman atau makanan tersebut.
Gula tambahan yang biasanya ada di pangan kemasan itu memakai nama lain gula, misalnya corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan banyak lagi.
Menurut Prof. Zubairi, gula sebenarnya dapat bermanfaat bagi tubuh asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan, dan mendapatkannya dari sumber alami.
"Gula tetap bermanfaat, salah satu fungsinya dalam metabolisme tubuh adalah menyediakan energi untuk menggerakkan aktivitas kita. Tapi, upayakan mengonsumsi gula alami seperti buah dan jangan lengah terhadap gula tambahan," katanya.
Lalu seberapa banyak asupan gula per hari yang dianjurkan? Simak penjelasan berikut ini:
Menurut Prof. Zubairi, konsumsi gula per hari tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi. Hal tersebut setara dengan empat sendok makan atau 50 gram per hari.
Sementara untuk pasien diabetes maka konsumsi gula harus di bawah empat sendok teh.
Namun, bila terbiasa mengonsumsi gula berlebihan dan itu menjadi kebiasaan, maka dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat. Kadar gula darah yang tinggi tersebut akan diubah oleh tubuh menjadi lemak, sehingga dapat menyebabkan obesitas.
"Dari kondisi obesitas tersebut, risiko terkena kanker, gangguan jantung, dan otak akan lebih besar," tulis Prof Zubairi. .
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait