Dendam Relawan Akibat Pencopotan Foto Presiden Jokowi Jelang Pilkada Serentak 2024 Mengemuka

M Syaiful Amri
Ilustrasi: Seorang peria menggunakan kaos merah berlambang banteng membawa bingkai foto menangis.

JAKARTA, iNewsDepok.id - Usai Pemilihan Presiden 2024, sebuah fenomena politik kembali mengemuka di media sosial (medsos) dengan tidak dipasangnya foto Presiden Joko Widodo di Sekretariat PDIP Sumatera Utara.

Jelas saja, fakta itu bukan hanya sekedar peristiwa simbolis, tetapi juga memiliki dampak politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.

Dalam konteks popularitas dan elektabilitas dalam Pilkada 2024, sikap kontra yang membawa arus 'kebencian' petinggi PDIP terhadap Jokowi sudah dirasakan efeknya pada Pilpres 2024.

Kini reaksi dan pesan dari publik terhadap pencopotan foto Presiden Jokowi sudah beredar luas. Pesan di media sosial itu pun diyakini sudah diterima oleh PDIP, khususnya calon-calon yang diusungnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang betapa kuatnya pengaruh simbol politik dalam dinamika politik di Indonesia.

Presiden Jokowi yang telah memimpin Indonesia selama dua periode, adalah sosok yang sangat populer di kalangan masyarakat dan memiliki kekuatan relawan yang begitu signifikan.

Meski PDIP masih memiliki basis massa yang kuat, namun dampak ini akan terasa, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya merupakan basis kuat PDIP.

Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Peningkatan Suara: Calon-calon dari partai lain mungkin mengalami peningkatan suara. Hal ini bisa terjadi karena sebagian pemilih yang sebelumnya mendukung PDIP mungkin beralih dukungan setelah pencopotan foto Jokowi. Mereka mungkin mencari alternatif lain dan memilih calon dari partai lain.

2. Perubahan Strategi Kampanye: Pencopotan foto Jokowi mungkin mempengaruhi strategi kampanye calon-calon non-PDIP. Mereka mungkin memanfaatkan situasi ini untuk menarik lebih banyak pemilih. 

Misalnya, mereka bisa menekankan bahwa mereka adalah alternatif yang baik bagi PDIP atau menjanjikan untuk melanjutkan kebijakan positif yang telah dilakukan oleh Jokowi.

3. Polarisasi Politik: Dampak lain yang mungkin terjadi adalah polarisasi politik. Pencopotan foto Jokowi bisa memperkuat identitas partai dan mempengaruhi sikap pemilih. Hal ini bisa membuat pemilih menjadi lebih setia pada partai mereka dan lebih sulit untuk berpindah ke partai lain.

Namun, perlu diingat bahwa dampak ini sangat tergantung pada berbagai faktor lain, seperti kondisi politik saat itu, popularitas calon, dan isu-isu yang menjadi fokus dalam kampanye. Oleh karena itu, dampak ini bisa berbeda-beda di setiap daerah.

Dampak Sosial Jelang Pilkada 2024

  • Reaksi Masyarakat: Pencopotan foto Jokowi menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Bagi pendukung Jokowi, tindakan ini mungkin dianggap sebagai penghinaan terhadap Presiden. Di sisi lain, bagi mereka yang kritis terhadap Jokowi, tindakan ini mungkin dianggap sebagai langkah positif.
  • Diskusi Publik: Pencopotan foto Jokowi dapat memicu diskusi publik mengenai peran dan pengaruh politik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan pandangan masyarakat terhadap politik dan pemerintahan.

Secara keseluruhan, insiden pencopotan foto Presiden Jokowi di PDIP Sumatera Utara adalah peristiwa yang memiliki dampak luas, baik dalam konteks politik maupun sosial. 

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya simbol politik dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi dinamika politik dan sosial di sebuah negara di luar konteks 'gula-gula' yang mulai disebar para kandidat.

Sementara itu, Wakil DPD PDIP Sumut Aswan Jaya telah memberikan keterangan terkait peristiwa tersebut.

Aswan Jaya menyebut tidak ada kaitannya antara foto yang tidak terpasang dengan dinamika politik saat ini. 

"Saat itu sedang terima berkas dari Edy, ruangan itu disiapkan untuk rapat koordinasi DPD PDIP Sumut," kata dia.

Rakor menyambut persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) terkait Pemilihan Gubernur Sumut dan Pilkada Tahun 2024. 

"Itu terjadi saat pemasangan backdrop, foto Jokowi yang berada di ruangan itu tersenggol dan jatuh, memang belum sempat dipasang, ya ga ada faktor politis," tegas dia.

Aswan juga menyebut hampir di semua ruangan terpasang foto Presiden Jokowi. Sebaliknya ketika nanti Prabowo jadi Presiden dan Gibran resmi jadi Wakil Presiden, foto akan dipasang di sekretariat.

Editor : M. Syaiful Amri

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network