MEDAN, iNewsDepok.id – 14 narapidana teroris (Napiter) menjadi warga di sejumlah Lembaga Pemasyarakatan di Sumatera Utara. Agar para napiter ini kembali cinta NKRI, petugas pemasyarakatan mendapat pelatihan khusus oleh BNPT.
Pelatihan dilakukan Kedeputian II Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT. Pelatihan mengambil tema “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Terhadap Petugas Pemasyarakatan dalam Rangka Penanganan Napiter”.
14 Napiter kini berada di 5 Lapas yang tersebar di Medan, Tanjung Balai Asahan, Panyabungan, dan Padangsidempuan.
Irjen Pol Ibnu Suhaendra, SIK, Deputi II BNPT Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, menyatakan pentingnya para petugas LP memiliki kemampuan khusus menangani napiter. Dengan demikian para petugas LP bisa menyadarkan para napiter agar memahami dan kemudian cinta NKRI.
Posisi Sumatera Utara sendiri vital untuk penanggulangan BNPT. Ini serangan teroris pernah terjadi beberapa kali di Sumatera Utara. Ia mencontohkan serangan ke Polda Sumut tahun 2017, serangan bom Mapolrestabes Medan tahun 2019 hingga insiden bom Sibolga di tahun 2019.
“Para pelakunya memiliki beragam karakter, dan latar belakang. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas pemasyarakatan,” kata Deputi II BNPT saat dimintai tanggapan dalam kegiatan pelatihan petuas pemasyarakatan di Medan, Kamis (25/82022).
Para petugas Lapas juga diingkatkan agar mewaspadai upaya para Napiter menyebarkan paham radikal terhadap narapidana lain. “Tentu ini juga merupakan tantangan yang luar biasa,” cetus Suhaendra.
Ia menegaskan petugas pemasyarakatan dapat menjadi pelopor bagi para petugas lapas dalam mewujudkan kesiapan untuk menghadapi potensi ancaman terorisme. Mereka juga diharapkan merekatkan koordinasi antar petugas pemasyarakatan dengan Instansi terkait lainnya.
Sementara itu Thurman SM Hutapea, BcIP, SH, MHum, Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Ham RI, menyatakan keberhasilan kolaborasi BNPT dengan petugas pemasyarakatan. Itu terlihat dari 103 napiter yang berikrar setia NKRI.
"Harapan saya kita terus memberikan peningkatan kapasitas untuk menambah wawasan petugas pemasyarakatan, agar mereka juga lebih memahami psikologis. Juga praktik dari berbagai sumber sehingga mereka punya pengalaman lebih dalam menangani napiter," terang Thurman.
Bekerja dengan Hati Untuk Sadarkan Napiter
Sementara itu Marwan, mitra deradikalisasi BNPT yang kini aktif berwirausaha mengungkapkan kunci pendampingan napiter adalah bekerja dengan hati.
"Petugas pemasyarakatan harus melakukan segala cara dengan hati bukan ambisi, itulah kunci pendampingan. Mengingat peran mereka penting dalam hal menyadarkan napiter dari paham yang salah," jelasnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait