DEPOK, iNewsDepok.id - Dari sebanyak 3.693 balita stunting di Kota Depok yang tercatat pada tahun 2021, 30 persen berasal dari masyarakat miskin dan 70 persen berasal dari kalangan mampu. Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH).
IBH, yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Depok, mengatakan kondisi tersebut dapat terjadi karena banyak faktor.
Menurut IBH, penyebab yang paling banyak terjadi ialah dari pola asuh anak. Misalnya ketika ibu sibuk bekerja dan menyerahkan anak pada asisten rumah tangga, sehingga menyebabkan asupan gizi sang anak kurang terpantau dengan baik.
"Lalu, mungkin juga cara memasak yang salah, sehingga makanan kehilangan protein, gizi, vitamin," ujar IBH, Jumat (24/6/2022).
Lebih lanjut menurut IBH, bisa juga karena makanan yang disajikan ke anak tidak menarik, sehingga anak tidak mau makan. Kemudian, faktor memanjakan anak dengan memberi makanan tidak sehat seperti jajanan.
"Beberapa faktor tersebut yang menyebabkan 70 persen anak dari kalangan mampu menderita stunting," ungkap IBH.
Lebih lanjut menurut IBH, Kota Depok menduduki posisi terendah dalam hal stunting di Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, stunting di Kota Depok berada diangka 3,43 persen atau sebanyak 3.693 balita.
Demi mengatasi masalah tersebut, kata IBH, pada akhir tahun lalu Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah meluncurkan program D'Stunting Menara atau Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Depok Ramah Anak yang dipelopori oleh para kader-kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-Kota Depok.
Melalui program tersebut, dari jumlah 3.693 balita dapat turun sebanyak 70 persen lebih atau tersisa 2.000-an balita per April tahun ini.
Selain itu, IBH menjelaskan, juga ada program Ojek Cantik Pembawa Makanan Anak Stunting (Ocan Bananas) yang sudah berjalan hampir di seluruh kecamatan. Kolaborasi Camat, Lurah dan kader PKK juga berdampak positif terhadap penurunan stunting di Kota Depok.
Di samping itu, IBH bersama Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum telah melakukan deklarasi untuk menurunkan angka prevalensi stunting Jabar sekaligus meluncurkan gerakan Ngawal Jawa Barat New Zero Stunting (Ngabring).
"Dengan program-program tersebut diharapkan Depok Zero Stunting dapat terwujud," tutupnya.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait