DEPOK, iNewsDepok.id - Modus soceng atau social engineering marak terjadi, karena itu kita harus mewaspadainya. Waspada modus soceng menjadi viral diperbincangkan warganet, bahkan sempat menjadi trending topic #1 Twitter, pada Rabu (15/6/2022).
Social engineering atau biasa disebut soceng bagi komunitas hacker di Indonesia, memiliki cara kerja yang cukup cepat, bahkan kurang dari 5 menit. Pelaku berkomunikasi dengan korbannya melalui telepon ataupun layanan pesan singkat maupun chatting.
Dalam komunikasi tersebut, pelaku berusaha untuk menipu korban agar memberikan akses terhadap data-data pribadi seperti nomor kartu kredit, PIN, OTP, CVV/CVC, nama ibu kandung dan data personal lainnya.
Akibatnya, boom saldo di rekening dapat raib. Setelah memberikan akses data pribadi, pelaku langsung mengambil seluruh data yang diberikan sebelum korbannya sadar bahwa ia telah ditipu dan telah memberikan akses terhadap data pribadi kepada orang yang tidak dikenal.
Serangan soceng dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti melalui telepon, file yang di download, popup palsu, hingga yang paling sering, link palsu.
Ciri modus soceng yang marak terjadi saat ini, yaitu:
- Info Perubahan Tarif.
Penipu akan menghubungi korban soal info perubahan tarif transfer. Setelah korban menolak perubahan tarif transaksi baru pelaku akan mengirimkan link untuk mengisi data pribadi seperti PIN, OTP, dan password.
- Tawaran Menjadi Nasabah Prioritas.
Penipu menawarkan jasa upgrade menjadi nasabah BCA Solitaire dan Prioritas melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Whatsapp. Nasabah tertarik terhadap tawaran tersebut lantaran promosi yang cukup menggiurkan berupa rendahnya ketentuan minimal tabungan yang harus dimiliki nasabah bank reguler untuk meningkatkan tabungan menjadi Prioritas maupun Solitaire, salah satunya hanya Rp10 juta.
Akun Sosmed Customer Service Palsu Akun-akun palsu itu muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya, sehingga diarahkan ke website palsu pelaku.
- Tawaran Menjadi Agen Laku Pandai.
Saat ini juga terdapat akun di sosial media yang menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Pelaku akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC. Pada Juli 2021, Anti Phishing Working Group mencatat terdapat 260.642 serangan phishing, yang menyerang berbagai industri, mulai dari logistik, media sosial, finansial, hingga webmail.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani
Artikel Terkait