JAKARTA, iNewsDepok.id-Hipertensi kerap menjadi alasan utama kunjungan ke fasilitas kesehatan pasca-Lebaran.
Hipertensi merupakan ancaman serius bagi kesehatan yang dapat membahayakan organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal.
Di seluruh dunia, WHO mencatat prevalensi hipertensi diperkirakan mencapai 1,28 miliar untuk rentang usia 30 sampai 79 tahun.
Sementara di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk perempuan usia 30-79 tahun meningkat 12 persen dari 32,4 persen pada 1990 menjadi 44,5 persen pada 2019.
Demikian juga laki-laki pada kelompok usia sama juga meningkat dari 28,7 persen ke 35,9 persen.
Studi Non-Communicable Disease Risk Factor Collaboration (NCD-RisC) yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada Agustus 2021 ini menganalisa data dari 1.200 studi nasional di seluruh dunia untuk menemukan perubahan dalam prevalensi hipertensi pada kurun waktu 1990-2019 itu.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. Juwalita Surapsari mengatakan, menjaga asupan makanan di Hari Raya sangat dianjurkan agar kita terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, termasuk hipertensi.
Beberapa tips dari Dr. Juwalita agar kesehatan tetap terjaga saat Hari Raya, yaitu:
Perbanyak asupan buah dan makanan berserat. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti gorengan dan daging merah yang dimasak terlalu lama. Pilih makanan dengan kandungan Omega-3 tinggi seperti ikan, telur, kacang kenari, dan biji chia.
Jika tidak bisa dihindari, maka kurangi makanan berkolesterol tinggi dengan memakan hanya satu saja hidangan jenis ini. Misalnya hanya makan opor ayam di hari pertama Lebaran, tanpa semur daging, dan rendang di satu hari yang sama.
Makan dengan piring kecil. Piring kecil tentunya memuat lebih sedikit makanan dibanding piring besar, sehingga porsi makanan yang kita makan tidak terlalu banyak. Piring kecil juga menimbulkan ilusi bahwa kita sudah memakan satu piring penuh, sehingga mencegah kita untuk makan secara berlebihan.
Hindari atau kurangi makanan manis berkalori tinggi seperti aneka kue yang mengandung banyak gula, tepung dan mentega.
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung serat larut seperti wortel, ubi, alpukat, brokoli, lobak, apel, dan kacang merah.
“Tidak lupa pula berolahraga secara teratur. Minimal 30 menit sehari, tiga sampai lima kali seminggu. Hentikan pula kebiasaan merokok. Dan harus monitor tekanan darah secara teratur,” tambah Dr. Juwalita.
Ya, selain mengatur asupan makanan, menjaga tekanan darah tetap terkontrol adalah keharusan dan itu bisa dilakukan melalui monitoring tekanan darah secara berkala.
Penting dilakukan karena hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa berakibat fatal atau “the silent killer”.
Bahkan menurut WHO, sekitar 46 persen orang dewasa yang mengidap hipertensi, tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi.
"Memonitor tekanan darah secara berkala, dapat membantu kita mengetahui kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara mandiri dengan menggunakan alat yang sudah diakui dan dipercaya," tandas Herry Hendrayadi, Marketing Manager, OMRON Healthcare Indonesia.
Editor : M Mahfud