Cegah Stroke Mematikan Perlu Rajin Pantau AFib, Apa Itu?
JAKARTA, iNews Depok.id - Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia. Untuk mencegah stroke mematikan, perlu pengukuran Atrial Fibrillation (AFib).
Asep Aji Fatahilah, remaja pendiri Komunitas Penyintas Stroke menceritakan ia terkena serangan jantung pada usia 19 tahun.
"Saya tidak pernah menyangka akan mengalami stroke di usia 19 tahun," kata Asep di Jakarta seperti dikutip iNews Depok, Sabtu (25/10/2025).
Awalnya Asep merasa sehat dan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidupnya.
"Sekarang saya rutin memeriksa tekanan darah di rumah dan lebih berhati-hati menjaga pola hidup sehat untuk mencegah masalah serius di masa depan,” ujar Asep.
Dr. Zicky Yombana Babeheer, SpN menuturkan perlunya pengukuran Atrial Fibrilasi (AFib).
Menurutnya gangguan jantung sering tidak disadari karena gejalanya bisa ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali.
"Namun, kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat,” kata dr. Zicky.
“Dengan melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, masyarakat dapat mendeteksi perubahan tekanan atau irama jantung lebih awal, sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum terjadi komplikasi serius,” jelas dr. Zicky.
Sementara itu Fanny Himawan, Marketing Manager PT Omron Healthcare Indonesia menyatakan AFIb bisa dipantau lewat tensimeter Onronter HEM-7383T1.
"Omron HEM-7383T1, tensimeter digital terbaru yang dilengkapi teknologi IntelliSense AFib untuk mendeteksi kemungkinan AFib sejak dini hanya dengan satu klik," kata Fanny.
Omron HEM-7383T1 ditenagai kecerdasan buatan dan basis data ribuan rekaman tekanan darah serta detak jantung.
"Perangkat ini membantu pengguna mengenali potensi risiko stroke sebelum gejala muncul,” ujar Fanny.
“Melalui inovasi berbasis teknologi dan edukasi berkelanjutan, kami berkomitmen membantu masyarakat memantau tekanan darah dan mendeteksi potensi gangguan irama jantung seperti AFib dengan lebih mudah dan akurat,” kata Tomoaki Watanabe, Director Omron Healthcare Indonesia.
Survei Kesehatan Indonesia 2023 mencatat prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, berkontribusi sebesar 11,2% terhadap total kecacatan dan 18,5% terhadap total kematian.
Sementara, studi Interstroke (2016) di The Lancet mengatakan, sekitar 90% kasus stroke sebenarnya dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, pola makan tidak sehat, stres, dan kurang aktivitas fisik.
Editor : M Mahfud