Agar Rojali dan Rohana Jadi Pembeli: Pusat Perbelanjaan Hadirkan Diskon Gede-gedean di ISF 2025
JAKARTA, iNews Depok.id - Pusat perbelanjaan menghadapi fenomena Rojali dan Rohana. Menghadapi fenomena tersebut, berbagai program dirancang agar Rojali dan Rohana ikut jadi pembeli.
Rojali adalah rombongan jarang beli. Sedangkan Rohana sebagai rombongan hanya nanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyatakan fenomena Rojali dan Rohana sebagai sesuatu yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Menurutnya, fungsi pusat perbelanjaan tidak hanya fungsi belanja tetapi juga, fungsi edukasi dan fungsi hiburan.
Agar Rojali dan Rohana ikut beli, perlu dilakukan terobosan. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia menghadirkan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 pada tanggal 14 hingga 24 Agustus 2025 yang serentak digelar di berbagai pusat belanja di Indonesia.
Festival belanja ini tidak hanya memberikan promo menarik, tapi juga jadi momentum untuk menggerakkan kembali sektor UMKM di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Pembukaan Indonesia Shopping Festival tahun ini berlangsung di Lippo Mall Nusantara, Jakarta pada Kamis, 14 Agustus 2025 pukul 14.00 WIB.
Secara resmi seremonial dibuka langsung oleh, Alphonzus Widjaja bersama dengan Susiwijono Moegiarso,S.E.M.E, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Elisabeth Ratu Rante Allo, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta; dan Koordinator BINA & Ketua Umum HIPPINDO, Budiharjo Iduansyah.
ISF hadir sebagai manifestasi dari semangat kemerdekaan, sebuah gerakan belanja nasional yang dirancang untuk menggerakkan roda ekonomi, mendukung produk lokal, dan memperkuat daya beli masyarakat.
Alphonzus Widjaja menjelaskan bahwa ISF bukan sekadar program belanja biasa. Ini adalah sebuah platform yang menggabungkan perayaan kemerdekaan dengan dorongan ekonomi yang kuat.
Mendorong Produk Lokal dan UMKM
Dalam kesempatan wawancara dengan iNews Depok pada Kamis, 14 Agustus 2025 di Lippo Mall Nusantara Jakarta (dulunya Plaza Semanggi), Alphonzus menekankan pentingnya peran ISF dalam mendukung produk-produk lokal dan UMKM.
"Kami tetap akan mendorong produk-produk lokal, merek-merek lokal supaya bisa menjadi tuan-tuan di negara sendiri," ujar Alphonzus.
Merek-merek lokal diberi panggung untuk menunjukkan kualitas dan kreativitas mereka, bersaing dengan merek global, dan membuktikan bahwa produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi.
Pernyataan ini tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga diwujudkan melalui berbagai program promosi. Dari diskon hingga 80%, undian berhadiah, hingga skema "beli satu gratis satu", semua dirancang untuk membuat produk lokal lebih terjangkau dan menarik bagi konsumen.
Lebih dari Sekadar Belanja: Perayaan Budaya dan Hiburan
ISF juga dikenal sebagai festival yang kaya akan acara dan hiburan. Selain promo belanja, banyak pusat perbelanjaan yang mengadakan berbagai acara, mulai dari lomba hingga pertunjukan budaya.
Ajang ISF ini juga menciptakan suasana yang meriah dan mengajak masyarakat untuk tidak hanya berbelanja, tetapi juga menikmati hiburan, seperti yang diungkapkan Alphonzus, "Semua dalam nuansa seperti HUT Kemerdekaan Indonesia."
Salah satu contohnya adalah peragaan busana yang menampilkan karyawan mal sebagai model, sebuah simbol semangat kebersamaan yang tinggi.
Menopang Perekonomian di Masa "Low Season"
Pelaksanaan ISF menjadi sangat penting, terutama di saat industri retail menghadapi "low season" setelah liburan panjang.
Seperti yang dijelaskan Alphonzus, "Kita kan ada di low season tahap kedua nih setelah Ramadan dan Idul Fitri." Program ini berfungsi sebagai penopang, mengisi kekosongan penjualan, dan menjaga agar industri retail tidak mengalami penurunan yang drastis. Dengan adanya ISF, daya beli masyarakat tetap terjaga, dan perputaran ekonomi terus berjalan.
"Indonesia Shopping Festival di bulan Juli juga menopang seri kedua ini," tambah Alphonzus. Hal ini menegaskan komitmen para pelaku industri untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dalam menggerakkan perekonomian nasional.
Menghadapi Tantangan Ekonomi dengan Optimisme
Meskipun menghadapi tantangan seperti pertumbuhan ekonomi yang moderat, Alphonzus tetap optimis. "Kita harus tetap optimis," tegasnya. Sektor retail dan konsumsi domestik dianggap sebagai "tulang punggung" perekonomian. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha sangat krusial untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan.
ISF adalah cerminan dari semangat kolektif untuk membangun ekonomi yang lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing.
Dengan target transaksi mencapai Rp23 triliun, ISF 2025 menjadi harapan baru untuk menggerakkan konsumsi domestik dan membawa optimisme bagi seluruh pelaku usaha. Program ini tidak hanya merayakan kemerdekaan bangsa, tetapi juga kemandirian ekonomi.
Editor : M Mahfud