get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Depok Bisa Tersenyum, Ini Prakiraan Cuaca dari BMKG Sepekan ke Depan

Ponpes Modern Terunik di Indonesia Ada di Depok, Satu-satunya Ponpes Dibangun dan Dipimpin Wanita

Selasa, 27 Mei 2025 | 18:18 WIB
header img
Ponpes Daarul Rahman 3 di Kota Depok yang berkembang pesat sebagai ponpes modern berkat kepemimpinan seorang wanita, Hj. Qonita Lutfiyah, putri ulama besar KH. Syukron Ma'mun. Foto: iNews Depok/Agus S

DEPOK, iNews Depok.id - Pondok pesantren Depok. Hampir semua pondok pesantren (ponpes) di Indonesia identik dengan kepemimpinan seorang pria. 

Namun kekecualian ada di Ponpes Daarul Rahman 3 di Kota Depok yang berkembang pesat sebagai ponpes modern berkat kepemimpinan seorang wanita. 

iNews Depok berkesempatan untuk silaturahim ke Ponpes Daarul Rahman 3 yang terletak di Jl. Sawangan Elok Nomor 1, Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (27/5/2025). 

iNews Depok diterima langsung sang pendiri sekaligus pimpinan Daarul Rahman 3, Hj. Qonita Lutfiyah

Hj. Qonita Lutfiyah di Depok bukan nama sembarangan. Ia justru lebih dikenal sebagai anggota DPRD Kota Depok. 

Maklum wanita berusia 49 tahun ini yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari dapil Bojongsari-Sawangan-Cipayung (Bosaci) berstatus anggota dewan 3 kali beruntun termasuk di periode sekarang, 2024-2029. Kini Hj. Qonita Lutfiyah menjadi Ketua Badan Kehormatan DPRD Depok. 

Hj. Qonita adalah putri satu-satunya dari 4 anak ulama besar Indonesia, KH Syukron Ma'mun. Meski terlahir sebagai seorang wanita, justru Hj. Qonita yang mewarisi mobilitas ayahandanya dengan berbagai kegiatan mengajar termasuk kegiatan di bidang politik. 

Hj. Qonita besar di pesantren ayahandanya di Ponpes Daarul Rahman 1 yang awalnya di kawasan Senopati dan kemudian pindah ke Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Tak melulu di Ponpes, Hj. Qonita mengasah bakat manajerialnya dengan kuliah S1 di bidang manajemen di Universitas Islam Malang. Ia kemudian mendalami ilmu manajemen di pascasarjana Uhamka dengan gelar Magister Manajemen. 

Sedangkan gelar doktor, juga di bidang manajemen diraihnya di Sekolah Bisnis IPB. 

Kemampuan manajerialnya dan tentu saja ilmu agama, membuat ayahandanya, KH Syukron Ma'mun menyerahkan sebidang tanah di Duren Seribu Bojongsari kepada Hj. Qonita untuk dibangun Ponpes Daarul Rahman 3. 

Kyai Syukron Ma'mun tak melepas begitu saja putri kesayangannya. Kyai berdarah Madura ini hingga sekarang masih menjadi pimpinan Ponpes Daarul Rahman 3 mendampingi putrinya. 

Dibangun mulai tahun 2005, Ponpes Daarul Rahman 3 resmi berdiri setahun kemudian di tahun 2006. "Suasana di sini saat itu masih sangat sepi," kata Hj. Qonita. 

Berbekal amanat dari ayahandanya untuk meneruskan misi membangun ponpes dan sekolah umum berbiaya terjangkau kalangan menengah ke bawah, Hj. Qonita terus berjibaku mengembangkan Ponpes Daarul Rahman 3.

Kerja keras dan kerja cerdas Hj. Qonita Lutfiya membuahkan hasil. Kinerja manajerialnya membuat Ponpes Daarul Rahman 3 menjadi ponpes favorit orangtua menitipkan pendidikan anaknya. 

Pada tahun 2025 misalnya, Ponpes Daarul Rahman 3 mendidik 1200 santri. Selain mendapat pendidikan agama, para santri juga mendapat pendidikan formal di SMP IT Daarul Rahman dan SMA IT Daarul Rahman. 

Visi misi Ponpes Daarul Rahman pun tercapai untuk mencetak generasi muda yang memahami iptek, memiliki iman, adab dan akhlak. 

"Pinter tanpa akhlak itu percuma, malah merusak bangsa," tutur Hj. Qonita. 

Tingginya Ponpes Daarul Rahman 3 memandang akhlak, terlihat dalam raport terdapat nilai akhlak. "Kita ingin santri-santri kita memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual untuk menjadi generasi penerus yang berguna bagi kemajuan peradaban," imbuh Hj. Qonita. 

Ponpes Daarul Rahman 3 juga membekali ketrampilan teknis sebagai bekal santrinya mencari nafkah. 

Sedang untuk ketrampilan berpidato, bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi menu harian. "Santri-santri kita banyak yang meneruskan kuliah di Timur Tengah, Amerika, Eropa dan China, kebanyakan dapat beasiswa," ungkap Hj Qonita. 

Saking banyak santri yang sudah lulus, Hj. Qonita mengungkapkan sering lupa saat bertemu dengan seorang tokoh yang ternyata dulunya santrinya sendiri. 

"Pernah suatu ketika saya ikut hadir dalam ceramah seorang ustadz. Eh, tiba-tiba nama saya disebut sang ustadz sebagai ibunya. Ternyata dulu santri kita," kekeh Hj. Qonita. 

Sebagai pesantren modern, Hj Qonita mengarahkan para santri untuk berprofesi sesuai bakat dan minat sehingga bisa optimal. Tak heran, selain sebagian menjadi pendakwah, sebagian besar lainnya menjalani berbagai profesi lain seperti dokter, anggota TNI, Polisi, pedagang, pengacara, politisi dan profesi lainnya. 

Mengenai posisinya sebagai wanita yang memimpin pesantren, sesuatu yang jarang terjadi di Indonesia, Qonita menyebut semuanya mengalir dan tak ada yang dipaksakan. 

"Saya meneruskan amanah bapak untuk mendidik generasi penerus dengan pendidikan agama dan iptek yang terjangkau dan berkualitas untuk masyarakat menengah bawah, pesantren ini perwujudan amanah itu," pungkas Hj. Qonita. 

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut