Ibu Menyusui Belum Terlindungi: AIMI Dorong Kebijakan yang Berpihak

JAKARTA, iNews Depok.id - Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menyoroti rendahnya angka menyusui eksklusif di Indonesia dan mendesak pemerintah untuk memperkuat perlindungan terhadap ibu menyusui.
Hal itu disampaikan dalam seminar daring bertepatan dengan momen Hari Kartini pada Senin, 21 April 2025 di Jakarta, yang diadakan untuk memeringati 18 tahun dedikasi AIMI dalam mendukung hak ibu menyusui.
Seminar tersebut merefleksikan berbagai tantangan dan kemajuan kebijakan terkait pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Meskipun beberapa kebijakan positif telah diterapkan, angka pemberian ASI eksklusif justru mengalami penurunan.
AIMI menekankan pentingnya ASI bagi tumbuh kembang bayi dan ikatan ibu-anak, serta menyoroti hambatan seperti kurangnya dukungan di tempat kerja, promosi susu formula yang tidak etis, dan kurangnya informasi yang benar tentang menyusui.
AIMI juga menyoroti adanya pelanggaran terhadap kode pemasaran susu formula yang terus terjadi. Berdasarkan pengalamannya selama 18 tahun, AIMI memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan implementasi kebijakan, menyediakan fasilitas menyusui yang memadai, meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan, dan mengadakan kampanye yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif.
AIMI percaya bahwa kolaborasi dari berbagai pihak sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung ibu menyusui di Indonesia.
Kemenkes menyebutkan angka ASI eksklusif di Indonesia terus menurun, dari 64,5% pada tahun 2018 menjadi 52,5% pada tahun 2021. Penyebab utama penurunan ini adalah kurangnya dukungan di tempat kerja, adanya promosi susu formula yang tidak etis, dan kesenjangan informasi mengenai pemberian ASI yang benar.
Meskipun hasil dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 menyebutkan proporsi ASI Eksklusif 0-5 bulan secara nasional adalah 68,6%, namun angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 80% untuk capaian ASI Eksklusif. (Kemenkes, 2023)
WHO dalam laporannya pada Agustus 2023 juga mencatat bahwa Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam pemberian ASI pada jam pertama kehidupan bayi. Hanya 48,6% bayi yang disusui dalam satu jam pertama setelah kelahiran pada tahun 2021, turun dari 58,2% pada 2018 (WHO Indonesia, 2023).
Editor : M Mahfud