JAKARTA, iNews Depok.id - Konflik kepemimpinan di Organisasi Kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) membuat sejumlah fakta terkuak, salah satunya soal bisnis plasma darah yang disebut bernilai triliunan rupiah. Bisnis itulah yang diduga menjadi salah satu penyebab konflik.
Ketua PMI Jakarta Utara Rijal Kobar menuturkan, sebenarnya tidak ada yang mengetahui soal bisnis plasma darah di PMI. Bahkan, PMI kota dan kabupaten tidak mengetahui hal tersebut.
"Soal bisnis plasma darah ini malah dari kubu Sudirman Said yang mengungkap. Entah apakah mau mempertahankan bisnis itu," kata Rijal, Minggu (15/12/2024).
Rijal menambahkan, terkait bisnis Plasma Darah PMI ini justru muncul dalam salah satu akun Youtube yang pernah mengundang Sudirman Said sebagai narasumber.
"Mereka mungkin merasa ada yang ingin merebut. Kalau tidak salah di akun Hersubeno Point munculnya, disebut nilainya triliunan rupiah," jelasnya.
Menurutnya, soal bisnis plasma darah sebagai Ketua PMI Jakarta Utara justru minim informasi. Sepertinya itu soal darah yang kedaluwarsa. Bukan darah yang masih layak didonorkan.
"Ini saya sama sekali tidak tahu ya, lihat saja di akun kubu mantan Sekjen PMI Sudirman Said. Ada kok," ungkapnya.
Yang pasti, PMI membutuhkan regenerasi karena Jusuf Kalla sudah tiga periode. Dampak dari terlalu lama memimpin PMI membuat orang sekeliling pimpinan bisa melakukan hal tidak baik.
"Dulu pada 2009 AD/ART PMI membatasi kepemimpinan dua periode. Setelah Jusuf Kalla memimpin AD/ART itu dihilangkan. Sudirman Said ini Sekjen PMI dalam kepemimpinan Jusuf Kalla di PMI," ujarnya.
Menurutnya, bila terdapat orang yang berkeinginan menjadi calon tunggal dan aklamasi tentunya akan membuat semua orang menjadi salah.
"Inilah yang terjadi di PMI, saya hanya ingin menjalankan konstitusi AD/ART PMI dengan baik. Serta regenerasi kepemimpinan demi berjalannya misi kemanusiaan yang lebih baik," pungkasnya.
Editor : Mahfud