Sementara itu, edukasi awam tentang kanker paru yang didukung oleh AstraZeneca Indonesia juga akan digelar.
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia mengatakan,"Kanker paru-paru adalah masalah kesehatan serius dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia, dengan sekitar 34.339 kematian setiap tahunnya. AstraZeneca senantiasa berkomitmen untuk mengatasi tantangan kanker paru-paru di Indonesia melalui pengobatan inovatif dan akses perawatan yang lebih baik untuk pasien. Dalam Bulan Kesadaran Kanker Paru-Paru ini, kami merasa terhormat untuk melanjutkan kemitraan kami dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) untuk mengedukasi serta mengadvokasi skrining dini dan langkah-langkah pencegahan kanker paru-paru."
Memahami lebih dalam tentang Kanker Paru
Dalam paparannya, Prof. Elisna menjelaskan bahwa kanker paru dapat berasal dari sel epitel saluran napas yang menandakan sebagai kanker paru primer, sementara kanker paru sekunder atau metastasis adalah kanker yang berasal dari organ lain seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker kolon kanker prostat yang menyebar dan tumbuh di paru.
“Tanda dan gejala respirasi akibat efek kanker primer di paru adalah batuk yang tak kunjung sembuh, batuk darah, sesak napas, nyeri dada. Sementara tanda dan gejala karena penyebaran kanker dalam rongga dada adalah nafsu makan menurun, berat badan turun drastis, nyeri menelan, pembengkakan pada wajah dan lengan, suara serak, suara batuk melemah, nyeri dada pleuritik, kelopak mata menurun, pupil mata mengecil, berkurangnya keringat pada wajah, hingga nyeri bahu dan penyusutan otot di bahu dan lengan,” jelas Prof. Elisna.
Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia, Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K). Foto: Novi
“Adapun faktor risiko kanker paru diantaranya akibat merokok aktif, perokok pasif, memiliki riwayat merokok, usia diatas 45 tahun, radon, riwayat dalam keluarga, polutan lingkungan dan rumah tangga, dan penyakit paru kronis,” pungkas Prof. Elisna.
Tips untuk mengurangi risiko kanker paru
Selain melakukan pra-skrining dan skrining kanker, Prof. Elisna menghimbau masyarakat untuk mengurangi risiko kanker dengan berhenti merokok; menghindari paparan radon atau gas radioaktif alami yang dapat menumpuk di rumah dan tempat kerja; bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru; memperbaiki pola makan tinggi antioksidan, vitamin dan mineral; melakukan olahraga sedang setidaknya 150 menit setiap minggu, seperti jalan cepat atau bersepeda; membatasi konsumsi alkohol.
“Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan melakukan perubahan gaya hidup, setiap individu dapat membantu mengurangi risiko kanker paru dan mendukung komunitas yang lebih sehat,” tambah Prof. Elisna.
Editor : M Mahfud