DEPOK, iNews Depok.id – Supian Suri-Chandra Rahmansyah (Supian-Chandra) menyerang program penanganan sampah Imam-Ririn terkait penggunaan insinerator. Imam-Ririn menepis serangannya seterunya di debat publik dengan menyebut insinerator sudah bersertifikat dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Debat paslon nomor urut 1 Imam-Ririn dan paslon nomor 2 Supian-Chandra berlangsung seru. Debat yang diselenggarakan KPU Depok berlangsung Minggu malam (3/11/2024).
Perdebatan seru seputar penanganan sampah. Awalnya, Ririn dari paslon 1 mengungkapkan cara penanganan sampah terpadu mulai dari pemilahan di tingkat RT, penggunaan kembali sampah yang bisa didaur ulang, sampah organik menjadi pupuk dan sampah menjadi bahan bakar cair hingga pembakaran sampah anorganik melalui insenerator.
"Paslon 01 kalau menurut saya sebaiknya belajar lagi ilmu lingkungan, karena kita nggak bisa menyelesaikan masalah sampah dengan masalah baru," serang Chandra saat diminta menanggapi program Paslon 01 yang dipaparkan Ririn.
Chandra menjelaskan insenerator akan menghasilkan gas rumah kaca, dan ada gas berbahaya yaitu dioksin. ”Kalau hanya insenerator tok, itu akan menghasilkan zat berbahaya yaitu dioxin. Di Indonesia tidak ada alat ukur dioxin,” jelas Chandra.
Chandra mengaitkan meninggalnya seorang petugas pemadam kebakaran di Depok saat tengah memadamkan kebakaran beberapa waktu lalu.
”Barangkali terpapar dioksin, itu adalah zat yang sangat berbahaya," ceplos Chandra.
Chandra juga melontarkan kritik bahwa insinerator tak bisa digunakan untuk membakar sampah organik.
”Sampah organik tak bisa dengan insenerator tetapi dengan pengolahan biologis. Sisanya didaur ulang,” tandas Chandra.
Terhadap kritik Chandra, Ririn Farabi Arafiq yang berprofesi dokter menjawabnya dengan nada gemas. Ririn menyatakan penanganan sampah dilakukan dengan berbagai macam cara, bukan hanya insinerator.
”Sudah dibilang bukan hanya insenerator,” tangkis dr Ririn.
Ririn mengulangi lagi bahwa pengolahan sampah dilakukan melalui pemilahan di tingkat RT/RW, penggunaan kembali dan daur ulang untuk sampah anorganik.
Sedangkan sampah organik akan dijadikan pupuk dan diolah maggot. ”Bukan hanya insenerator dan insenerator juga sudah berijin,” dr Ririn menyerang balik.
Imam juga tak kalah gemas. ”Insenerator ini sudah dapat sertifikat dari Kementerian LH mau apalagi coba?” Imam ikut menyerang balik Chandra.
Imam menambahkan Imam-Ririn akan mengatasi masalah sampah dengan serius mulai dari hulu ke hiling melalui program pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat diuntungkan.
Editor : M Mahfud