get app
inews
Aa Text
Read Next : Menonjol di Kampanye Akbar, Barisan Pemuda Depok Yakin Imam-Ririn Menang Mudah di Pilkada Depok

Di Depan Publik, Chandra Rahmansyah Sentil Imam-Ririn: Belajar Lagi Ilmu Lingkungan

Senin, 04 November 2024 | 16:50 WIB
header img
Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Supian-Chandra, dalam debat Pilkada Depok. (Foto: iNews Depok/Ist)

DEPOK, iNews Depok. id - Calon Wakil Wali Kota Depok nomor urut 02, Chandra Rahmansyah, menyampaikan kritik tajam terhadap pasangan calon (paslon) petahana Imam Budi Hartono (IBH)-Ririn terkait rencana penanganan sampah di Kota Depok. Menurut Chandra, solusi yang ditawarkan IBH-Ririn perlu ditinjau ulang.

"Paslon 01 (IBH-Ririn), kalau menurut saya sebaiknya belajar lagi ilmu lingkungan, karena kita nggak bisa menyelesaikan masalah sampah dengan masalah baru," katanya, dalam debat Pilkada Depok 2024, Minggu (3/11/2024).

Chandra menyoroti rencana penggunaan insinerator yang dianggapnya berpotensi menimbulkan masalah lingkungan baru. "Bayangkan, insenerator itu hanya akan menghasilkan gas rumah kaca, dan ada gas berbahaya yaitu dioksin. Di Indonesia belum ada alat ukur untuk dioksin, di mana dioksin itu salah satu penyebab kanker," jelasnya.

Chandra bahkan mengaitkan penggunaan insinerator dengan risiko kesehatan bagi petugas, mengingat adanya insiden yang menimpa petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kota Depok yang tidak dilengkapi masker. "Karena kan mungkin karena terpapar dioksin, itu adalah zat yang sangat berbahaya," tambah Chandra.

Alumni Universitas Indonesia itu menegaskan, meskipun insinerator banyak digunakan di negara maju seperti Singapura dan Jepang, pemanfaatannya di sana disertai dengan pembangkit listrik. Hal ini, menurutnya, berbeda dengan kondisi di Indonesia.

"Jadi, tidak hanya insenerator. Harus kita pahami bahwa berdasarkan data tahun 2021, sampah di Depok sebagian besar adalah sampah organik, lebih dari 50 persen," ungkapnya.

Chandra menyatakan bahwa sampah organik lebih tepat diolah menggunakan metode biologis, bukan dengan insinerator. Metode ini dianggap lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan karakteristik sampah di Depok.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya daur ulang untuk jenis sampah lain, terutama sampah plastik yang mencapai sekitar 20 persen dari total sampah di Depok. "Kemudian sisanya diapakan? Dilakukan daur ulang karena 20 persen ada sampah plastik," tegasnya.

Chandra berharap bahwa ke depannya pengelolaan sampah di Depok bisa lebih terintegrasi dan mempertimbangkan metode yang lebih aman bagi lingkungan serta kesehatan masyarakat.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut