get app
inews
Aa Read Next : Dari Tarling hingga Ronda Malam, Serka Suprihatin Babinsa Depok yang Selalu Ada di Tengah Masyarakat

Mengenal BKR, Pernah Berganti Nama Menjadi TKR, TRI, ABRI Hingga TNI

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 14:15 WIB
header img
Pemerintah RI resmi mengangkat Kolonel Soedirman sebagai Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945. Foto: dok. Okezone

DEPOK, iNews Depok.id - Sejarah HUT TNI yang selalu diperingati pada 5 Oktober merupakan bagian dari perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tepat hari ini, Sabtu (5/10/2024), Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari ulang tahun ke-79.

Pada ulang tahunnya kali ini, TNI mengusung tema perayaan yaitu 'TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional untuk Indonesia Maju'. Perayaan ini mencerminkan semangat TNI yang senantiasa berintegrasi dengan masyarakat Indonesia.

Penting untuk memahami mengapa 5 Oktober dipilih sebagai hari jadi TNI. Lahirnya TNI tidak terlepas dari peranan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang ada sebelumnya. Kali ini iNews Depok merangkum sejarah perjalanan panjang TNI, dari berbagai sumber.

Sejarah HUT TNI 5 Oktober berawal sejak masa kemerdekaan Republik Indonesia. TNI merupakan perkembangan dari organisasi yang dibentuk oleh BKR.

Pada 22 Agustus 1945, dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ditetapkan untuk membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

BKR merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang sebelumnya dikenal sebagai Badan Pembantu Prajurit. Badan ini berfungsi memelihara kesejahteraan anggota-anggota tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan Heiho selama masa penjajahan Jepang.

Setelah pembubaran PETA dan Heiho pada 18 Agustus 1945, BPKKP berperan sebagai penampung bekas anggota kedua organisasi militer tersebut. 

Sidang PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembentukan tentara kebangsaan. Oleh karena itu, pada 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan BKR.

Soekarno mengajak para pemuda bekas PETA, Heiho, Kaigun Heiho dan laskar perjuangan untuk bersiap menjadi prajurit tentara kebangsaan.

Mengingat adanya ancaman dari Belanda dan sekutu yang ingin merebut kembali kedaulatan Indonesia, pada 5 Oktober 1945, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat yang mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahir TNI.

Mayor Oerip Soemohardjo yang merupakan didikan Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), adalah tokoh penting dalam pembentukan TKR. Dia diangkat sebagai Kepala Staf Umum TKR. 

Pada 6 Oktober 1945, Soekarno mengangkat Supriyadi sebagai Menteri Keamanan Rakyat (saat ini Menteri Pertahanan) dan Pemimpin Tertinggi TKR.

Namun, Supriyadi menghilang pada November 1945, sehingga TKR kehilangan pemimpin tertingginya. Supriyadi diduga hilang pasca pemberontakan terhadap PETA di Blitar.

Pada 12 November 1945, Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo mengadakan Konferensi TKR di Yogyakarta, yang menghasilkan keputusan untuk mengangkat Kolonel Soedirman sebagai Pimpinan Tertinggi TKR. Pemerintah RI resmi mengangkat Kolonel Soedirman sebagai Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945.

Pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 untuk mengganti nama TKR menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada 7 Januari 1946. Penetapan itu bertujuan untuk memperluas fungsi tentara dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keamanan rakyat.

Kemudian, melalui Penetapan Pemerintah No.4/SD Tahun 1946, Tentara Keselamatan Rakyat berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Proses penyempurnaan organisasi tentara terus berlangsung. Untuk menghindari kerancuan antara TRI dan badan perjuangan lainnya, pada 15 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan penetapan tentang penyatuan TRI dengan laskar perjuangan dalam satu organisasi tentara.

Akhirnya pada 3 Juni 1947, Presiden Soekarno meresmikan penyatuan TRI dan laskar perjuangan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soedirman diangkat sebagai Kepala Pucuk Pimpinan TNI.

Dalam perjalanannya, TNI juga pernah berganti menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Dari tahun 1959 hingga 2000 yang merupakan lembaga angkatan bersenjata yang terdiri atas Gabungan dari organisasi TNI dan Organisasi POLRI. ABRI dipimpin oleh seorang Panglima ABRI (Pangab) yang membawahi empat matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian.

Itulah ringkasan mengenai sejarah HUT TNI 5 Oktober yang penting untuk dipahami. Perjalanan panjang TNI dari BKR hingga menjadi organisasi militer nasional yang kita kenal saat ini mencerminkan komitmen mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan Indonesia.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut