get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapolsek Cilandak Sebut Hanif Radinal Anak Menteri PU Punya Penyakit Jantung, Kuasa Hukum Membantah

Anak Menteri PU Zaman Soeharto Tewas Usai Ricuh Eksekusi Bangunan, Jari Sempat Kena Palu Petugas

Kamis, 12 September 2024 | 15:07 WIB
header img
Hanif Radinal, anak Radinal Mochtar mantan menteri era Presiden Soeharto, meninggal dunia usai kericuhan mempertahankan asetnya berupa bangunan. Foto; Mada Mahfud

JAKARTA, iNewsDepok.id - Hanif Radinal, anak Radinal Mochtar mantan menteri era Presiden Soeharto, meninggal dunia usai kericuhan mempertahankan asetnya berupa bangunan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Kamis pagi, 12 September 2024.

Radinal Mochtar adalah menteri Pekerjaan Umum (PU) pada Kabinet Pembangunan V dan VI semasa Presiden Soeharto. 
Sementara  eksekusi gedung persisnya di di Jalan Lebak Bulus III No 15 Cilandak, Jakarta Selatan.

Pantauan iNewssDepok terlihat eksekusi bangunan PN Jakarta Selatan dipimpin juru sita Ausni Mainur. Sementara Aparat kepolisian dan TNI ikut serta mengamankan jalannya sita eksekusi. Selain itu juga ada massa lain yang ikut.

Sementara pihak Hanif Radinal dibantu puluhan massa berseragam loreng merah hitam.Kedua massa dipisahkah pagar besi yang dilengkapi kawat berduri.


 

Kericuhan memanas saat juru sita PN Selatan yang dipimpin Ausri Mainur mendekati pagar besi di sisi kiri didampingi aparat kepolisian.

Hanif Radinal maju untuk menghadapi Ausri Mainur di dampingi sejumlah massa. Keduanya berdebat panas. Hanif Radinal meminta eksekusi ditunda dulu karena masih ada proses persidangan yang berjalan.

"Mohon ditunda dulu, masih ada persidangan," kata Hanif.

Tubagus Noorvan pengacara Hanif Radinal juga ikut berdebat dengan juru sita untuk meminta penyitaan ditunda dulu.

Namun juru sita PN Selatan tetap membacakan putusan sita. Usai putusan dibacakan, seorang pria berkaos putih maju. Ia membawa palu dan menggedor gembok di pagar sisi kiri.

Hanif Radinal menahan palu itu hingga jarinya berdarah. Melihat hal itu, pria berkaos putih mundur.

Seorang pria berbadan besar berpakaian ormas loreng merah hitam meminta eksekusi jangan pakai kekerasan demi menghindari bentrok massa.

Namun giliran massa pro eksekusi penyitaan di sisi kanan menggebrak dan mendorong pagar berlapis kawat duri. Pagar digoncang untuk dijebol.

Massa pro Hanif Radinal berpakaian loreng merah hitam menahan pagar. Kedua massa berhadapan.

Massa nyaris bentrok. Polisi dan tentara yang tak ingin bentrok berdarah menyeruak dan meneriakkan siapapun yang anarkis akan diangkut ke Bareskrim. Polisi dan tentara maju memisahkan kedua massa ormas.

Hanif Radinal dan juru sita Ausri Mainur kembali berhadapan di sisi kanan. Dalam sebuah momen, Ausri Mainur mengangkat Hanif Radinal dan membawanya masuk dalam bopongan.

Ausri Mainur berbadan besar sehingga mudah mengangkat Hanif Radinal yang berbadan kecil. Ausri Mainur kemudian menurunkan Hanif Radinal di pelataran.

Selang bebebapa saat kemudian Hanif Radinal pingsan. Istrinya menangis tersedu-sedu berupaya membuat suaminya bangun.

Pihak keluarga kemudian marah-marah pada juru sita karena ambulans tak ada. Pingsannya Hanif Radinal sekitar 10 menit. Sebanyak 2 polwan ikut membantu agar Hanif Radinal siuman.

Beberapa saat kemudian karena ambulans tak ada, Hanif Radinal dibawa sebuah mobil kijang innova abu-abu ke rumah sakit.

Selang 30 menit kemudian, seorang pria yang mengaku keluarga Hanif berteriak akan menuntut juru sita. "Pak Hanif meninggal, kita akan tuntut penyitaan ini," katanya menyebut Hanif dibawa RS Mayapada Lebak Bulus dan meninggal.

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut