Kisah Bilal Sukarno, Pernah Tak Lulus SD dan jadi Tukang Cuci Steam, Kini Lulus Cumlaude IPK 3,8

JAKARTA, iNewsDepok.id - Bilal Sukarno lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK tertinggi 3,8 di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ). Dia dilahirkan dalam keluarga yang sederhana.

Sejak kecil, Bilal telah merasakan kesulitan hidup. Dia pernah tidak lulus SD dan harus berpindah-pindah sekolah karena kondisi keluarganya.

Baca Juga

Kisah Nadya Andini, Penyandang Tunarungu Lulus ITS Cumlaude IPK 3,88

Ketika mencapai SMA, Bilal terpaksa berhenti sekolah dan bekerja sebagai tukang cuci steam agar bisa melanjutkan pendidikannya.

Namun, Bilal membuktikan bahwa masa lalunya yang sulit tidak menghalangi dirinya untuk meraih prestasi. Selain itu, Bilal juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, dia menjabat sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya.

"Mamah saya tidak pernah sekolah. Saat saya putus sekolah, ada seseorang di desa yang bijak berkata, 'Lal, kau ini takdirmu memang begini, tapi janganlah kau menilai nasib orang lain'. Sederhana saja, saya hanya ingin membuktikan bahwa orang bijak itu salah. Karena tidak ada orang bijak yang seharusnya menghakimi semangat orang lain. Saya juga percaya bahwa setiap orang memiliki perjalanan dan kesulitannya masing-masing, berikanlah waktu, semuanya akan baik-baik saja," ujar Bilal dalam situs UPN Veteran Jakarta, pada Kamis (18/4/2024).

Baca Juga

Kisah Hanif Pemuda Tuli Tembus Kuliah di UGM dan Raih Beasiswa LPDP, Sukses Dirikan Yayasan Difabel

Kisah Bilal Sukarno memang sangat mengesankan. Dari seorang anak yang hampir putus sekolah, dia berhasil mencapai impian menjadi sarjana berprestasi.

"Ada satu hal lagi yang membuat hati saya terenyuh, di tengah semua penilaian itu, tiba-tiba mamah saya berkata, 'Mamah memang tidak pernah sekolah, tapi mamah yakin anak-anak mamah bisa membuka pintu dunia'. Sejujurnya, saya tidak benar-benar mengerti apa yang dia maksud dengan 'pintu dunia', tapi yang pasti adalah dia percaya bahwa saya bisa melewati semua ini dan kembali bersekolah," tambahnya.

Editor : Sazili Mustofa