JAKARTA, iNewsDepok.id - "Beberapa waktu lalu, anak kedua saya, Mars, terinfeksi DBD, membuat kami sangat sedih. Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa semua orang berisiko, tidak tergantung pada usia, dimana mereka tinggal, atau gaya hidup mereka," cerita pasangan artis Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek yang juga pemerhati dengue, saat acara Pencatatan Rekor MURI dan Diskusi Media "Ngobrol Santai Cegah DBD #Ayo3MplusVaksinDBD" Minggu, 05 November 2023 di Gedung Sarinah, Ruang Cakrawala Lantai 5, Jakarta Pusat.
"Kami merasa lebih tenang saat kami telah melaksanakan 3M Plus dan menerima dua dosis vaksin DBD, tentunya masyarakat tetap dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter masing-masing sebelum menerima vaksinasi di berbagai fasilitas kesehatan,” tambah Ringgo.
Pasangan artis Sabai Morschek dan Ringgo Agus Rahman, yang juga pemerhati dengue. Foto: Dok. Takeda
Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada November 2022, kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan.
Tak hanya itu, ternyata, data 10 tahun terakhir juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus DBD di setiap bulan November.
DBD pun menjadi ancaman kesehatan masyarakat utama hingga Pemerintah Indonesia melalui Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 menilai pentingnya pencegahan melalui 3M Plus dan upaya inovatif seperti vaksinasi guna menyukseskan tujuan nol kematian akibat dengue pada 2030.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda dalam komitmennya terhadap kerjasama publik-privat yang kuat dalam penanganan DBD, telah bersinergi dengan Kemenkes RI melalui Perjanjian Kerjasama yang diresmikan tahun ini.
Dalam rangka implementasi kerjasama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia (Kemenpora RI), lakukan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” yang mencakup Jalan Sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, Stand Up Comedy, serta edukasi dengue dengan para pakar.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui aksi bersama yang melibatkan semua orang untuk berkomitmen pada “The First Living Pledge” dengan fokus pada pencegahan DBD melalui kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD secara berkelanjutan.
Dalam proses yang terus-menerus ini, Takeda melalui Langkah Bersama Cegah DBD berhasil mencapai prestasi bersejarah dengan mencatatkan rekor di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) untuk penandatanganan komitmen pencegahan DBD oleh lebih dari 2.500 orang.
Di Indonesia, penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.
Sejalan dengan target global zero dengue death (yang dicanangkan) pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue.
Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU, Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam video sambutannya mengatakan, "Strategi (ini) dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk. Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kementerian Kesehatan juga menyambut baik inovasi vaksin dengue yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas.”
“Kami mengapresiasi Takeda atas penyelenggaraan kampanye Langkah Bersama Cegah Dengue. Kampanye ini penting untuk meningkatkan kesadaran, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pencegahan dengue, serta meningkatkan kerjasama di antara seluruh pemangku kepentingan. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M Plus dan Vaksin Dengue. Mari kita menjadi bagian dari sejarah, bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dengue,” tambah Menkes Budi Gunadi.
Secara terpisah, Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia (Menpora RI), menyampaikan, “Pemuda, yang kerap dikenal sebagai penyuka gaya hidup sehat, juga termasuk kelompok yang rentan terhadap penyakit DBD. Itulah sebabnya saya mengajak para pemuda dan pecinta olahraga untuk mendukung ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ dengan 3M Plus dan Vaksin DBD.”
Takeda melalui Langkah Bersama Cegah DBD catatkan rekor MURI untuk penandatanganan komitmen pencegahan DBD oleh lebih dari 2.500 orang. Foto: Dok. Takeda
Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%).
dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI menekankan, “Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino. Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030. Penting untuk diingat bahwa semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup mereka. Inilah sebabnya mengapa perlindungan komprehensif, termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD, sangat penting dalam upaya kami untuk melindungi masyarakat.”
Meskipun pemerintah telah melakukan upaya keras untuk mengatasi DBD, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama mengingat geografi dan iklim Indonesia yang mendukung penyebaran DBD sepanjang tahun.
Pemerintah dan pihak swasta terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan DBD secara menyeluruh, dan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD menjadi alat efektif untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya DBD serta tindakan yang bisa diambil untuk melindungi diri dan komunitas.
Badan POM telah memberikan izin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun. Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.
Dokter Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan, “IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti kuat akan keamanan serta efikasi vaksinasi DBD yang terbukti dalam studi klinis. Lebih lanjut, sebagai klinisi dan bagian dari instrumen terdepan dalam upaya pencegahan DBD, saya berharap tentunya para keluarga dapat menerapkan 3M Plus dan vaksin DBD sehingga lebih banyak anak serta masyarakat luas yang dapat terlindungi dari penyakit ini.”
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menambahkan, “Vaksinasi DBD pada orang dewasa pun penting. Rekomendasi imunisasi merupakan respons terhadap meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa. Penting untuk memahami jadwal vaksinasi DBD pada orang dewasa, yang sering kali harus disesuaikan dengan faktor risiko individu dan rekomendasi medis. Melengkapi upaya 3M Plus, vaksin DBD dapat menjadi alat pencegahan tambahan yang efektif dalam melindungi masyarakat dari risiko serius yang disebabkan oleh penyakit DBD. Kesadaran akan manfaat 3M Plus dan vaksinasi ini semakin penting dalam menjaga kesehatan masyarakat secara luas.”
Vaksinasi DBD secara klinis efektif mengurangi tingkat kejadian terjangkitnya DBD yang dapat terjadi berulang kali, baik pada anak dan dewasa serta menurunkan tingkat keparahan yang akan menurunkan tingkat rawat inap dan kematian karena DBD. Usia indikasi vaksin DBD yang luas yaitu 645 tahun membuat vaksin DBD dapat melindungi keluarga dan komunitas terhadap penyakit ini.
Takeda telah menjalin kemitraan yang kuat dengan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan DBD, termasuk melalui Perjanjian Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Upaya berharga Kementerian Kesehatan, terutama dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, mencerminkan komitmen serius pemerintah dalam mengatasi DBD.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines. Foto: Dok. Takeda
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines mengatakan, “Kami merasa terhormat dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan kepada kami dalam menjalin kemitraan untuk mencegah DBD dan mencapai nol kematian akibat DBD di Indonesia pada tahun 2030. Takeda tetap berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam memerangi DBD sebagai salah satu pendiri KOBAR (Koalisi Bersama Lawan Dengue) dari sektor inovator. Langkah-langkah inovatif, seperti pelaksanaan kampanye masyarakat #Ayo3MplusVaksinDBD dan penyediaan vaksin DBD, semua ini secara bersama-sama membawa kita lebih dekat ke tujuan bersama yaitu melindungi masyarakat Indonesia dari DBD.”
Komitmen Takeda terhadap Vaksin
Vaksin mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun dan telah mengubah kesehatan masyarakat global.
Selama lebih dari 70 tahun, Takeda telah memasok vaksin untuk melindungi kesehatan orang-orang di Jepang.
Saat ini, fokus unit vaksin global Takeda menerapkan inovasi untuk mengatasi beberapa penyakit menular paling menantang di dunia, seperti dengue, COVID-19, flu pandemi, dan Zika.
Tim Takeda membawa rekam jejak yang luar biasa dan pengetahuan yang kaya dalam pengembangan dan pembuatan vaksin untuk memajukan jalur pipeline vaksin guna memenuhi beberapa kebutuhan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia.
Editor : Mahfud