DEPOK, iNews.id – Sebanyak 80 persen aset perbankan Indonesia dimiliki 36 bank milik konglomerasi keuangan. Bagaimana dampaknya terhadap persaingan, risiko, dan stabilitas industri perbankan Indonesia?
Dampak tersebut menjadi kajian Dyah Nirmalawati Taurusianingsih yang mengantarkannya menggondol gelar doktor ke-128 di bidang Ekonomi dari UI. Sidang promosi doktor di Fakultas Ekonomi Bisnis UI berlangsung 13 Januari lalu.
Disertasi Dyah Nirmalawati berjudul “Konglomerasi Keuangan dan Dampaknya terhadap Persaingan, Risiko, dan Stabilitas Industri Perbankan Indonesia”.
Dyah Nirmalawati menggunakan data 23 bank bermodal inti lebih dari Rp5 triliun selama kurun waktu 2001—2017 dan menggunakan analisis data panel metode fixed-effect dan two-stage least square.
Dengan 80 persen aset bank dikuasai konglomerat, jelas akan berdampak sangat signifikan pada perekonomian Indonesia. Pasalnya aset perbankan setara dengan 72 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia.
Dalam disertasinya, Dyah menyimpulkan tingkat konglomerasi keuangan berpotensi menurunkan tingkat persaingan industri perbankan, menurunkan risiko kredit dan risiko likuiditas, serta meningkatkan risiko solvensi bank.
Potensi penurunan persaingan secara konsisten ditunjukkan dari hasil analisis tiga metode new empirical industrial organization (NEIO).
Selain dampak tersebut, Dyah menemukan dampak positif dari tingkat konglomerasi terhadap risiko sistemik. “Semakin tinggi tingkat konglomerasi keuangan suatu bank, semakin besar kontribusinya terhadap risiko sistemik,” jelas Dyah.
Promosi doktor ini dipimpin oleh Ketua Sidang Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, Ph.D., dengan Prof. Dr. Ine Minara S. Ruky sebagai Promotor, Dr. Mahjus Ekananda sebagai Ko-Promotor 1, dan Prof. Wimboh Santoso, Ph.D., sebagai Ko-Promotor 2.
Sementara itu, Tim Penguji diketuai oleh Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, Ph.D., dengan anggota terdiri atas Sugiharso Safuan, Ph.D., Jahen F. Rezki, Ph.D., Dr. Telisa A. Falianty, dan Dr. Moch. Doddy Ariefianto.
Editor : M Mahfud