DEPOK, iNews.id - Masyarakat di seluruh Indonesia dikejutkan oleh sebuah berita tragis yang berasal dari Depok, Jawa Barat, di mana seorang bocah MDF (12) tewas akibat tindakan cabul yang dilakukan oleh seorang kakek berusia 70 tahun N (70). Kasus ini mengguncang hati banyak orang dan mengekspos serangkaian peristiwa yang sangat menyedihkan.
Kronologi peristiwa ini dimulai ketika sang kakek pada Rabu (27/9) diduga melakukan perbuatan cabul terhadap MDF yang tak berdaya. Metodenya yang menjijikkan adalah dengan meremas kemaluan bocah tersebut, meninggalkan luka fisik dan trauma psikologis yang mendalam pada korban. Kasus ini pun menjadi sorotan nasional setelah diungkapkan oleh pihak berwenang.
Hasil visum yang dilakukan oleh tim medis menyatakan bahwa akibat tindakan keji yang dilakukan oleh N, MDF tersebut tewas. Informasi ini menguatkan kekejaman perbuatan kakek tersebut, yang telah mengakhiri nyawa seorang anak dengan cara yang sangat mengerikan. Kini, N telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini dan akan menghadapi proses hukum yang ketat.
Polisi mengungkap bahwa tidak hanya satu anak yang menjadi korban kakek ini. Terdapat 15 anak lain yang juga telah menjadi korban tindakan bejatnya. Ini mengindikasikan bahwa aksi kakek tersebut telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan mungkin juga terhadap lebih banyak korban yang belum melaporkannya.
"Berdasarkan data yang kami dapatkan, identitas korban yang terhimpun kurang lebih ada 10-15 orang," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Hadi Kristanto saat dikonfirmasi, Sabtu (30/9/2023).
Namun, angka ini masih dapat meningkat. Hal ini karena pada awalnya, sedikit orangtua atau korban yang melaporkan tindakan tersebut saat aksi keji itu terjadi.
"Sepertinya ada lagi, tapi tersangka tidak bisa menjelaskan dan mengatakan lupa. Karena dari awal, pelaku melakukan hal itu belum ada yang komplain melapor atau berkecepatan, sehingga dia terus melakukan hal itu ke banyak orang,", tutur Hadi.
Kepolisian Depok telah mengambil tindakan serius dalam mengungkap dan menangani kasus ini. Mereka meminta agar masyarakat lebih waspada dan proaktif dalam melindungi anak-anak dari potensi bahaya sekitar. Pendidikan dan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak dianggap sangat penting guna mencegah kejadian serupa di masa yang akan datang.
Kasus ini menggarisbawahi perlunya sinergi antara masyarakat, kepolisian, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Kita harus bersama-sama mengambil tindakan preventif dan memberikan pendidikan yang tepat untuk mencegah kejahatan terhadap anak-anak, serta memastikan bahwa keadilan ditegakkan untuk semua korban. Semoga kasus ini dapat menjadi peringatan bagi semua pihak untuk melindungi anak-anak yang rentan dari ancaman kejahatan.
Editor : Mahfud