MELBOURNE, iNewsDepok.id – Radikalisasi online perlu menjadi kewaspadaan bersama. Fenomena radikalisasi online ini membuka jalan untuk lahirnya lone wolf dari kalangan remaja, anak, dan perempuan.
Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengungkapkan hal tersebut dalam Kepala BNPT RI pada pada kegiatan silaturahmi dengan masyarakat dan pelajar Indonesia di Melbourne, Australia, Sabtu (16/9/2023).
Pertemuan terjadi di Kantor Konsulat Jenderal RI di Melbourne dan disambut langsung Konsul Jenderal RI, Kuncoro Waseso.
"Kemajuan teknologi informasi, mendorong semakin masifnya online radicalization yang melahirkan self radicalization dan juga lone wolf,” kata Rycko.
Kepala BNPT mengungkapkan dari hasil penelitian I-Khub Outlook BNPT 2023 menunjukkan bahwa tiga kelompok rentan.
“Yaitu remaja, anak dan perempuan menjadi sasaran utama pola ini. Ini kita harus waspadai bersama,” tandas Rycko.
Untuk menangani masalah tersebut, Kepala BNPT RI menyatakan perlu terus dibangun kesadaran publik secara bersama-sama melalui kontra radikalisasi di dunia digital. Tujuannya agar publik memiliki ketahanan diri sehingga imun dari ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi bangsa.
Upaya membangun kesadaran publik membuahkan hasil. Terjadi peningkatan tren toleransi di tengah masyarakat Indonesia. Hal tersebut seiring dengan menurunnya jumlah kelompok intoleran pasif sesuai dengan data Setara Institute tahun 2023.
"Menyusutnya kelompok intoleran pasif yang pada tahun 2016 sebesar 35,7% menjadi 22,4% di tahun 2023" ujar Rycko.
Mantan Kapolda Jawa Tengah ini, terus mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan-perubahan strategi yang dilakukan oleh kelompok radikal intoleran, khususnya generasi muda agar dapat membangun Indonesia yang aman,damai dan harmoni.
Editor : Mahfud