get app
inews
Aa Read Next : AI Akan Dominasi CES 2024, Bahkan Tanpa Altman dari OpenAI

Bikin Terobosan di Dunia Pertelevisian dengan Teknologi AI, VIVA Makin Serius Garap Bisnis Digital

Kamis, 20 Juli 2023 | 21:26 WIB
header img
(Ki-ka): Setyanto P. Santosa (Komisaris Independent), Ilham Habibie (Presiden Komisaris), Anindya Novyan Bakrie (Presiden Direktur), Omar Luthfi Anwar (Komisaris), dan Neil Ricardo Tobing (Direktur). Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id - Disrupsi digital (perubahan besar-besaran seiring dengan kemajuan teknologi) menuntut para pelaku usaha media, termasuk TV FTA (Free to Air/siaran gratis), untuk berkonvergensi agar tetap relevan di era digital. 

Ditambah lagi dengan adanya peraturan dari pemerintah yaitu dialihkannya TV analog ke TV digital sejak akhir tahun lalu atau yang disebut dengan analog switch off (ASO), membuka ruang bagi TV FTA untuk menciptakan nilai tambah layanannya agar tetap memiliki daya saing dalam ekosistem media di tengah menjamurnya layanan konten berbasis internet, Over-The-Top (OTT).

Hal tersebut sangat disadari oleh PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) yang kemudian melakukan sejumlah strategi bisnis dalam menghadapi tantangan persaingan media di sepanjang tahun 2023, baik dari sisi media penyiaran maupun media digital.

Penetrasi internet yang terus meningkat menjadikan media digital sebagai salah satu pilihan bagi pengiklan untuk mengampanyekan produknya, yang ditandai dengan peningkatan pertumbuhan belanja iklan digital. 

Peluang ini pun mendorong VIVA Group terus memperkuat bisnis digitalnya yang ditargetkan dapat menjadi sumber pemasukan utama disamping bisnis TV FTA.

"Sebagai langkah strategis untuk mengelola lini bisnis yang lebih efektif dan efisien serta mencapai hasil yang optimal, Perseroan mensinergikan seluruh bisnis digital publisher dalam satu koordinasi operasional. Selain itu, kami juga akan mengembangkan bisnis baru dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki," ungkap Anindya Novyan Bakrie, Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) VIVA dan PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA), Kamis, 20 Juli 2023 di Jakarta.

“Beberapa langkah diantaranya yaitu menginkubasi penyedia teknologi digital untuk produksi konten, manajemen asset media, menayangkan konten digital, dan data analytics. Serta menginkubasi divisi talent menjadi media buying agency untuk iklan berbasis influencer,” tambah Managing Director VIVA, Arief Yahya dalam sesi Public Expose VIVA dan PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) yang langsung digelar usai RUPST.

Secara keseluruhan pada tahun 2022, aset digital di bawah naungan VIVA Group menunjukkan pertumbuhan signifikan dari sisi jumlah pageviews dibanding tahun 2021. 

”Fokus kami pada bisnis digital sejalan dengan inisiatif menghadapi disrupsi digital yang memicu perubahan pola masyarakat mengonsumsi konten, dari product centric menjadi consumer centric,” sebut Arief Yahya. 

Dari sisi bisnis penyiaran, Perseroan juga telah mengambil langkah-langkah antisipatif migrasi penyiaran analog ke digital untuk menjaga tingkat kepemirsaan, diantaranya melalui berbagai kampanye dan sosialisasi migrasi siaran TV digital sekaligus memberikan asistensi teknik kepada pemirsa, memutakhirkan infrastruktur penyiaran digital, dan memperkuat daya pancar siaran, menyajikan konten yang berkualitas dan beragam dengan fokus consumer centric, dan terus berinvestasi dari segi konten maupun platform digital untuk meraih konsumen digital native (generasi milenial dan Gen Z). 

Industri penyiaran juga harus beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi terkini.

”Memanfaatkan teknologi Artificial Intelligent (AI), kami telah menghadirkan terobosan dalam dunia pertelevisian Indonesia. Sejak 21 April 2023, tvOne mempunyai lebih dari tiga presenter AI seperti Nadira, Sasha, Bhoomi, dan Alexa. Sistem AI dapat membaca dan memroses informasi secara cepat dan akurat, serta simbol menuju perubahan yang selalu menuntut adaptasi. Kami akan terus beradaptasi dengan teknologi terkini,” papar CEO tvOne Taufan Eko Nugroho.

Sepanjang tahun 2022 Perseroan membukukan total pendapatan iklan Rp1,70 triliun, turun 6,27% dari tahun sebelumnya Rp1,81 triliun.

Penurunan ini karena ketidakpastian penerapan tahapan ASO yang membuat pengiklan bersikap wait and see. Namun demikian, pertumbuhan pendapatan Perseroan masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan industri yang turun 9,9%.

Dari segi biaya operasional, Perseroan tetap mengedepankan strategi efisiensi dalam pola programming yaitu dengan melakukan akuisisi program berbiaya relatif rendah sehingga biaya program dan siaran dapat ditekan hingga 38% menjadi Rp724,4 miliar dibandingkan Rp753 miliar di tahun 2021.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut