get app
inews
Aa Text
Read Next : BNPT RI: Tak Ada Serangan Teror di 2023, Keamanan Indonesia Semakin Baik

BNPT RI: Ketahanan Pemuda dari Paparan Radikalisme Kunci Tercapainya Indonesia Emas 2045

Senin, 17 Juli 2023 | 23:01 WIB
header img
Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel menegaskan sangat penting membangun kesadaran publik bahwa ideologi radikal ekstrimisme sangat berbahaya bagi kedamaian dan kemajuan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Foto: doc BNPT RI

JAKARTA, iNewsDepok.id – Indonesia sebagai negara akan genap berumur 100 tahun pada tahun 2045. Pada saat itu kegemilangan Indonesia diharapkan tercapai dengan sebutan Indonesia Emas 2045.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyatakan ancaman yang dihadapi Indonesia adalah radikalisme dan ekstremisme. Paham ini menggaungkan intoleransi sehingga sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk.

”Salah satu tantangan nyata yang dihadapi generasi muda saat ini adalah godaan untuk bersimpati terhadap gerakan radikal dan ekstrem yang berseliweran di internet,” kata Kepala BNPT RI di Jakarta, Senin (17/7/2023).

Kelompok radikal dan ekstrim lewat internet gencar membanjiri ruang publik dengan pesan intoleransi. Sasarannya adalah generasi muda.

Upaya untuk membendung informasi lewat dunia maya sulit dilakukan. Ini mengingat begitu bebasnya media sosial.  

"Sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi berbagai informasi yang masuk ke seluruh lapisan masyarakat, baik secara langsung, secara offline, maupun online. Ideologi ini masuk, karena sekarang sel-sel yang membangun ideologi kekerasan bukan hanya dengan kegiatan terbuka," kata Rycko.

Rycko mengungkapkan hasil penelitian I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook tahun 2023 mengonfirmasi kerentanan generasi muda Indonesia. Interaksi online yang belakangan menjadi tren arus utama, terutama pada masa pandemi COVID-19, dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis untuk melakukan radikalisasi online.

"Tiga tahun masa pandemi kita lebih banyak menggunakan interaksi sosial online. Ternyata ini dimanfaatkan dengan menggunakan radikalisasi online yang disebut dengan online radicalization. Dari online radicalization ini kelompok paling banyak meningkat terpaparnya adalah pemuda, perempuan dan anak-anak," kata Rycko.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut