Arus kuat di sekitar Samudra selatan Antartika menarik air searah jarum jam melalui jalur Drake dari Pasifik ke Atlantik. Kata de Lavergne, juga menarik air dari cekungan samudra dunia dan kemudian menyuntikkannya kembali. Arus lain menggerakkan air dari Pasifik melalui Samudra Hindria dan sekitar ujung Afrika Selatan untuk memberi makan Atlantik dari arah lain.
Air selalu bercampur di ujung ini, tetapi karena lapisan yang berbeda maka tidak bercampur sepenuhnya, ahli kelautan dapat melacak ‘paket’ air yang berbeda saat mereka bergerak di seluruh dunia. Sekarang, kata de Lavergne, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia memperlambat arus ini.
Menurutnya, sepertinya sudah dimulai terutama di sekitar Antartika. Air dingin dan asin tenggelam, berakselerasi dan menggerakkan arus ke utara. Tapi kutubnya menghangat.
Air yang lebih hangat dan lebih segar dari lapisan es yang mencair tidak banyak tenggelam, sehingga pertukaran air akan melambat. Kata de Lavergne, kecepatan pencampuran air tampaknya melambat juga.
Hal tersebut terjadi karena ketika garis samudra berbeda satu sama lain, mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk rata-rata. Saat lapisan es mencair, perbedaan densitas antara air permukaan dan air dalam semakin meningkat.
Pergeseran ini diperkirakan akan mengubah cara lautan mendaur ulang oksigen dan nutrisi yang berdampak apda kehidupan laut, tetapi lautan tidak akan pernah berhenti bercampur atau bertukar air seluruhnya. Kata de Lavergne, selama ada angin dan pasang surut, akan ada percampuran dan akan ada arus.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani