get app
inews
Aa Text
Read Next : Dirjen AHU Ingin Percepat Penyusunan Standar Kurikulum Serta Kode Etik Profesi Kurator dan Pengurus

RT-LAMP Inovasi Terbaru BRIN Sebagai Alternatif Deteksi COVID-19 Varian Delta dan Omicron

Rabu, 12 Januari 2022 | 21:04 WIB
header img
Metode RT-Lamp sebagai alternatif pemeriksaan COVID-19. Foto: BRIN

JAKARTA, iNews.id - Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan inovasi terbaru yang diberi nama metode RT-LAMP. Metode ini dapat mendeteksi varian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, termasuk varian Delta dan Omicron, tanpa menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR).

Metode RT-LAMP atau reverse transcription loop mediated isothermal amplification, menggunakan sampel ekstrak RNA hasil usap (swab) hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang baik.

BACA JUGA: 

Target Vaksin Booster di RSUI hingga 500 Per Hari, Ini Jenis Vaksin yang Diberikan

RT-LAMP BRIN juga sedang dikembangkan untuk dapat menggunakan sampel saliva. Metode itu diklaim memiliki hasil yang sangat menjanjikan.

"Secara in silico, RT-LAMP telah diuji spesifisitasnya terhadap varian-varian SARS-CoV-2, termasuk varian Delta dan Omicron, dengan hasil mampu mendeteksi varian-varian tersebut,” kata peneliti di Pusat Riset Kimia BRIN Tjandrawati Mozef dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/1/2022).

Sementara Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) BRIN Agus Haryono, mengatakan dalam mengantisipasi penyebaran varian baru COVID-19 adalah dengan melakukan skrining dan pengujian, termasuk dengan metode RT-LAMP.

BACA JUGA:

5 Jenis Vaksin Ini Jadi Vaksinasi Booster COVID-19

"Skrining dan pengujian menjadi kunci penting dalam pencegahan penyebaran COVID-19 termasuk menghadapi varian Omicron," kata Agus.

Tjandrawati menambahkan, metode alternatif mendeteksi COVID-19 ini memiliki akurasi yang dapat ditingkatkan setara dengan sistem RT-PCR dan reaksi amplifikasi dapat dipantau secara real-time. 

Keunggulan RT-LAMP dibandingkan dengan RT-PCR adalah tidak memerlukan alat deteksi PCR yang mahal, dan harga kitnya lebih murah.

Saat ini, alat Polymerase Chain Reaction (PCR) banyak digunakan sebagai metode standar dalam mendeteksi COVID-19. Oleh karenanya, RT-LAMP dapat menjadi metode alternatif pengujian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

"Metode PCR ini paling akurat, namun hasil pengujian lebih lama dan biayanya relatif mahal," ujarnya.

Tjandrawati mengatakan beberapa negara seperti Belanda dan Spanyol telah menetapkan RT-LAMP sebagai salah satu metode setara RT-PCR yang digunakan untuk mendeteksi COVID-19.

Perbedaan RT LAMP dengan RT-PCR adalah dalam proses amplifikasi gen target, reaksi RT-LAMP berlangsung secara isotermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycler atau alat PCR.

Metode temuan periset BRIN tersebut dikembangkan sejak Maret 2020 bersama mitra PT Biosains Medika Indonesia, yang saat itu akan melakukan komersialisasi produk.

Saat ini izin edar RT-LAMP sebagai detektor varian dari virus penyebab COVID-19 tanpa alat Polymerase Chain Reaction (PCR), telah terbit.

RT-LAMP telah memiliki Nomor Izin Edar Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni Kemenkes RI AKD 2030322XXXX. Izin edar produk dengan merek dagang Qi-LAMP-O yang berlaku sampai dengan Januari 2027.

Selain itu, RT-LAMP bisa juga menggunakan alat real-time turbidimeter hasil inovasi dari tim peneliti Pusat Riset Fisika BRIN yang sudah didaftarkan patennya.

Invensi RT-LAMP berupa paten terdaftar P00202110865 yang memiliki desain sistem menggunakan dua gen target ORF dan gen N, enam set primer, enzim reverse transcriptase, enzim polimerase, dengan sistem deteksi berbasis turbiditas.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, RT-LAMP termasuk dalam kategori tes molekuler NAAT (Nucleic Acid Amplification test) bersama-sama dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan akurasi yang sangat baik.

Diharapkan, keberadaan RT-LAMP dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan pengujian virus corona penyebab COVID-19 di Indonesia.

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut