DEPOK, iNewsDepok.id - Kenali 6 lokasi sakit kepala yang sering dialami seseorang, berikut penjelasan mengenai arti dan cara mengatasi sakit kepala di masing-masing lokasi tersebut. Sakit kepala memang mengganggu aktivitas, karena itu sebaiknya jangan diabaikan.
Sakit kepala bisa menyerang di segala sisi. Misalnya nyeri di pelipis bisa jadi mengalami migrain atau sakit kepala karena tegang, rasa sakit yang dirasakan membelah dahi, denyut nadi di pelipis maupun sensasi menusuk di belakang mata.
Teshamae Monteith, MD, profesor asosiasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Miller dan anggota Amerikan Neurogical Association, mengatakan meskipun sebagian besar sakit kepala tidak berbahaya, beberapa mungkin menandakan kondisi kesehatan yang lebih serius.
Oleh karena itu, cari perawatan medis segera jika mengalami sakit kepala disertai demam, penurunan berat badan, kehilangan penglihatan, kebingungan, pingsan, kehilangan kesadaran, kelemahan, ketidakseimbangan atau gangguan bicara.
Lokasi sakit kepala memberikan beberapa petunjuk mengenai penyebab dan cara terbaik mengobatinya. Lokasi sakit kepala hanyalah satu bagian dari teka-teki untuk mengidentifikasi jenis sakit kepala yang dialami. Faktor lain seperti durasi, frekuensi, gejala terkait tambahan dan riwayat medis seseorang untuk mempersempit penyebab sakit kepala.
Lantas apa arti dari lokasi sakit kepala yang dialami dan bagaimana mengatasinya? Berikut ini penjelasan Dr. Monteith mengenai lokasi sakit kepala berikut arti dan cara mengatasinya, seperti dilansir dari Livestrong, pada Rabu (7/6/2023):
Kenali 6 Lokasi Sakit Kepala
Di seluruh kepala
Sakit kepala seperti ada ‘pita ketat’ yang meremas seluruh kepala, menurut Dr. Monteigt adalah sakit kepala khas karena tegang. Penyebabnya dipicu stres dan kurang tidur, yang ditandai dengan tekanan dan rasa sesak di sekitar kepala, seiring dengan ketegangan di leher, bahu dan rahang.
Baystate Health menyebutkan obat penghilang rasa nyeri yang dijual bebas seperti acetaminophen (Tylenol), aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve) sering berhasil mengatasi sakit kepala karena tegang.
Lakukan juga beberapa peregangan yang dapat meredakan ketegangan. Karena sakit kepala juga dipicu faktor gaya hidup, maka jaga kualitas tidur dan belajar mengelola stres.
Di balik salah satu mata
Sakit kepala yang menyiksa menyerang dengan cepat dan hebat di belakang salah satu mata seringkali disebabkan oleh cephalgia otonomic trigeminal, kelompok gangguan sakit kepala primer yang ditentukan oleh nyeri kepala unilateral. Yang paling umum adalah sakit kepala kluster.
Mayo Clinic menyebut jenis sakit kepala yang melemahkan ini terjadi dalam kelompok serangan yang sering terjadi, yang dapat bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Meski nyeri biasa terletak di belakang atau di sekitar salah satu mata, nyeri dapat menyebar ke area lain di wajah, kepala dan leher.
Gejala lain yang terkait dengan sakit kepala cluster adalah kegelisahan, sakit berlebihan, kemerahan pada bagian mata yang sakit, hidung tersumbat atau berair di salah satu sisi yang sakit, dahi atau wajah berkeringat di sisi yang sakit, kulit wajah pucat atau kemerahan, pembengkakan di sekitar mata yang sakit, dan kelopak mata di sisi yang sakit terkulai.
Meskipun tidak ada obat untuk sakit kepala kluster, beberapa terapi akut dan preventif dapat membantu. Sakit kepala kluster sering diobati dengan oksigen, obat-obatan (termasuk blok saraf dan steroid) dan stimulasi saraf vagal (stimulasi listrik ke saraf vagus melalui kulit).
Belakang kepala dan leher
Jika sakit kepala menggantung di bagian belakang kepala, mungkin mengalami sakit kepala servikogenik. Dikenal sebagai sakit kepala sekunder, menurut Baystate Health, jenis sakit kepala ini bukan berasal dari kepala tetapi menyebar dari leher.
Klinik Cleveland menyebut sakit kepala servikogenik sering disebabkan oleh masalah leher (seperti radang sendi, saraf terjepit dan otot leher tegang atau terkilir) atau cedera (seperti patah tulang leher).
Rasa sakit biasanya dimulai dari dasar tengkorak dan menjalar ke satu sisi kepala. “Ini karena ada konektivitas fungsional dari struktur sensitif nyeri di daerah kepala dan leher,” kata Dr. Monteith.
Kesulitan menggerakkan kepala dan rasa sakit yang bertambah parah saat menggerakkan leher adalah tanda lain dari sakit kepala servikogenik. Namun, jenis sakit kepala lain yang disebut neuralgia oksipital juga bisa menjadi sumber nyeri menusuk di leher bagian atas belakang kepala dan di belakang telinga. Seperti sakit kepala servikogenik, nyeri neuralgia oksipital sering dimulai di leher dan kemudian menyebar ke atas.
Dengan neuralgia oksipital, nyeri diakibatkan iritasi atau cedera pada saraf oksipital yang membentang dari leher ke bagian belakang kepala hingga ke kulit kepala, berdasarkan National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS). Ini juga menjelaskan mengapa orang dengan kondisi ini dapat mengalami gejala seperti nyeri kulit kepala dan kepekaan terhadap cahaya.
Mengatasi sakit kepala servikogenik, terapi fisik menjad alat penting untuk merawat otot leher yang terkena, yang merupakan akar dari sakit kepala, menurut Klinik Cleveland. Menurut NINDS, pijat juga dapat membantu meredakan ketegangan otot dan direkomendasikan untuk orang dengan neuralgia oksipital.
Satu sisi kepala
Menurut Dr. Monteith, banyak jenis sakit kepala dapat muncul terutama di satu sisi kepala, migrain adalah yang paling umum. Migrain dapat menyebabkan sakit kepala unilateral yang berdenyut atau berdenyut parah yang dapat berlangsung selama berjam-ham atau beberapa hari, menurut Baystate Health.
Gejala seperti kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara, mual dan muntah biasanya menyertai rasa sakit, menurut Mayo Clinic. Sakit kepala servikogenik dan sakit kepala kluster, kata Dr. Monteith, juga dapat menyebabkan sakit kepala satu sisi.
Jika mengalami migrain, konsultasi dengan dokter yang dapat membantu melakukan perawatan yang tepat, dengan pengobatan dan mencegah beberapa pemicu.
Depan kepala dan wajah
Nyeri kepala dan wajah dengan tekanan di sekitar mata, pipi dan dahi dapat menandakan sakit kepala sinus. Menurut Mayo Clinic, sakit kepala ini sering disertai hidung tersumbat dan kelelahan, serta memburuk jika membungkuk ke depan.
Namun, karena migrain dapat menunjukkan gejala serupa maka seringkali sulit membedakan antara kedua jenis sakit kepala tersebut.
Faktanya hampir 90 persen orang yang mengeluh sakit kepala sinus juga didiagnosis menderita migrain. Tapi ada beberapa perbedaan, yakni sakit kepala sinus tidak mengalami mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya atau suara (gejala umum migrain), tapi terkait dengan sakit gigi di bagian atas mulut (bukan migrain). Terlebih sakit kepala sinus bertahan berhari-hari, sementara umumnya migrain berlangsung hanya beberapa jam.
Sakit kepala sinus biasanya terjadi bersamaan dengan alergi musiman, infeksi saluran pernapasan atas atau flu biasa, maka mengobati masalah mendasar ini dapat membantu mengatasi sakit kepala.
Di pelipis
Banyak sakit kepala terjadi di pelipis, termasuk migrain atau sakit kepala tegang, kata Dr. Monteith. Namun terkadang nyeri di pelipis bisa disebabkan oleh kondisi langka yang disebut arteritis temporal.
Menurut Clinic Cleveland, umumnya pada orang berusia di atas 50 tahun arteritis temporal terjadi ketika pembuluh darah di dekat pelipis meradang dan menyempit.
Di samping sakit kepala yang terus-menerus, gejala lain meliputi kelelahan, demam, nyeri rahang yang menjadi memburuk setelah mengunyah, kelembutan di kulit kepala dan pelipis, masalah penglihatan, nyeri otot di lengan atas atau bahu, pinggul, paha atas, punggung bawah dan bokong, serta kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan.
Menurut Dr. Monteith, arteritis temporal harus segera diobati dengan obat-obatan seperti steroid, karena dapat menyebabkan kebutaan dan komplikasi lainnya.
Demikianlah penjelasan mengenai kenali 6 lokasi sakit kepala yang sering dialami seseorang. Dengan mengetahui lokasi sakit kepala, juga bisa diketahui arti dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani