DEPOK, iNewsDepok.id - Inilah cara mengenali tanda silent migraine, berikut 4 cara mengatasi silent migrain tersebut. Silent migraine memang sebaiknya dikenali tandanya, karena penyakit ini dapat mempengaruhi pandangan mata dan keseimbangan tubuh.
Mendengar kata migrain biasanya orang mengasosiasikan dengan ‘sakit’, ‘sakit kepala, dan ‘berdenyut’, karena diketahui migrain memang menyebabkan sakit kepala berdenyut, berdebar dan kadang melumpuhkan.
Tapi tidak semua migrain diciptakan sama. Beberapa tidak merasakan berdebar atau sakit, namun merasakan gejala seperti gangguan visual, sensorik atau bicara dan bahasa, yang disebut silent migraine atau aura migrain tanpa sakit kepala.
Kenali Tanda Silent Migraine
Melansir Livestrong, pada Minggu (4/6/2023), istilah aura migrain tanpa sakit kepala, menurut Laura R. Natbony, MD, FAHS dari American Headache Society, pendiri dan direktur medis Integrative Headache Medicine of New York adalah ada perubahan dalam hal penglihatan, sensorik, bicara dan/atau motorik yang tidak disertai nyeri kepala.
Berdasarkan Klinik Cleveland, aura adalah serangan berulang yang menampilkan gangguan sensorik sementara, seperti melihat titik atau bintik, kesulitan mendengar atau berbicara jelas, serta mengalami tinnitus atau pusing.
Umumnya jenis serangan ini mendahului timbulnya sakit kepala akibat migrain, tetapi silent migraine melewatkan fase nyeri sama sekali. Seperti halnya migrain, penyebab silent migraine tidak dapat diketahui sepenuhnya.
Berdasarkan perpustakaan kesehatan nasional (NLM), beberapa penelitian menjelaskan kondisi tersebut mungkin disebabkan oleh gelombang listrik seperti pengisian neurons yang bergerak melintasi korteks di otak, lalu membawa perubahan visual.
Pemicu terjadinya silent migraine sama dengan sakit kepala migrain., yakni stres, perubahan udara, fluktuasi hormonal, perubahan kebiasaan rutin, cahaya terang, beberapa makanan atau obat-obatan, dan gangguan tidur.
“Diperkirakan pemicu tersebut memicu reaksi berantai di otak yang mengarah pada pelepasan zat inflamasi, yang dapat menyebabkan sel saraf menjadi terlalu aktif. Ini bisa menyebabkan aura migrain tanpa sakit kepala,” ujar Dr. Natbony.
Teshamae Monteith, MD, FAHS, dari American Headache Society dan Kepala Divisi Sakit Kepala Universitas Miami Miller School of Medicine memaparkan gejala silent migraine yakni aura. Serangan ini paling umum bersifat visual dan mengakibatkan kilatan cahaya, bintik-bintik, pola atau kehilangan penglihatan.
Gejala lainnya adalah gangguan bicara atau bahasa, kelemahan, mati rasa, vertigo, dan ketidakseimbangan. Gejala lain sama dengan migrain biasa (dengan sakit kepala) menurut Gunung Sinai, di antaranya mual, pusing, dan kepekaan terhadap cahaya. Biasanya terjadi dalam tahap yang berbeda selama setiap episode.
Lamanya durasi silent migrain tergantung pada setiap orang. Berdasarkan Brain Center, sebagian orang mengalami silent migrain yang singkat selama beberapa jam, sementara ada juga yang berlangsung selama berhari-hari.
Secara umum, migrain dibagi menjadi empat fase, , menurut Dr. Natbony, tidak semua orang melalui empat fase tersebut. Berikut penjelasan mengenai empat fase migrain:
- Prodome. Fase ini terjadi 1 atau 2 hari sebelum timbulnya aura. Menurut NLM, gejalanya seperti ngidam makanan, perubahan suasana hati, kelelahan dan rasa haus yang meningkat.
- Aura. Fase ini berdurasi sekitar 5-60 menit, dengan 20 menit menjadi durasi yang paling khas. Menurut Dr. Monteith, tapi dalam beberapa kasis bisa bertahan selama beberapa hari hingga seminggu.
- Sakit kepala. Fase ini biasanya tidak dilewati mereka yang mengalami silent migraine, tetapi biasanya seseorang akan merasakan sakit yang paling parah dan spesifik di bagian kepala, seperti di salah satu sisi kepala.
- Postdrome. Menurut Dr. Natbony, fase ini bisa terjadi berjam-jam hingga berhari-hari dan sering ditandai dengan kelelahan, lekas marah, sulit fokus/konsentrasi, perubahan suasana hati, dan secara keseluruhan merasakan perasaan “bla” Mereka yang mengalami aura migrain tanpa sakit kepala mungkin juga tidak mengalami fase postdrome.
Mengatasi Silent Migraine
Sebagian besar penanganan migrain berfokus pada menghilangkan rasa sakit, tetapi pada silent migraine ditandai dengan aura, bukan rasa sakit, sehingga pengobatan tidak tersedia.
Menurut Dr. Natbony, setelah munculnya aura, obat pereda rasa nyeri dapat mencegah fase sakit kepala, tetapi biasanya tidak menghentikan aura tersebut. Dan tidak ada alasan minum obat pereda nyeri bila tidak mengalami bagian sakit kepala dari migrain.
Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan ketika mengalami silent migraine, tergantung pada frekuensi dan tingkat keparahannya, berikut ini:
Suplemen Magnesium Oksida.
Meski tidak banyak obat yang diuji khusus untuk atasi silent migraine, dalam Nutrients Maret 2022 disebutkan beberapa penelitian menemukan suplemen, seperti suplemen magnesium, efektif mengobati silent migraine.
Menurut Dr. Natbony, magnesium memainkan peranan penting dalam produksi energi, fungsi otot dan saraf, serta berperan dalam penyebaran depresi di kortikal, yang merupakan mekanisme yang mendasari aura migrain.
“Ini adalah pilihan yang baik bagi kebanyakan orang karena ditoleransi dengan baik dan efektif bila digunakan secara konsisten, meski dibutuhkan setidaknya 3 bulan penggunaan setiap hari untuk melihat manfaatnya,” ujarnya.
Berdasarkan American Migraine Foundation, dosis yang direkomendasikan adalah 400-600 mg per hari. Bentuk yang diirekomendasikan adalah magnesium oksida, sementara bentuk lain seperti magnesium klorida tidak terserap dengan baik dan tidak bekerja seperti magnesium oksida. Sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk memastikan suplemen tersebut aman.
Pencegahan
Jika migrain sering terjadi dan melumpuhkan, biasanya dokter meresepkan obat untuk mencegah terjadi lagi. Menurut Dr. Natbony pengobatan termasuk lamotrigine, sejenis obat kejang yang bekerja dengan mengurangi rangsangan neuron di otak, yang dapat mencegah penyebaran aktivitas listrik yang mendasari migrain aura.
Berdasarkan Klinik Cleveland, dokter juga meresepkan obat penghambat peptida terkait gen kalsitonin (CGRP), pengobatan baru khusus mencegah migrain. Bila lamotgrini diminum, maka obat anti-CGRP ini diberikan melalui suntikan. Beberapa penghambat CGRP juga tersedia untuk pengobatan migrain akut yang dikonsumsi secara oral.
Perubahan gaya hidup
Meski cara alami mengatasi sakit kepala seperti panas dan es juga digunakan untuk mengobati migrain, tetapi cara tersebut tidak berlaku untuk silent migraine karena ditujukan untuk menghentikan rasa sakit.
Menurut Dr. Natbony, perubahan gaya hidup seperti cukup tidur, mengurangi stres, dan berolahraga secara teratur, serta menghindari pemicu migrain yang diketahui, seperti makanan, aroma, atau aktivitas tertentu, dapat membantu mencegah serangan.
Perangkat sTMS
Perangkat sTMS (transcranial magnetic stimulator) atau SAVI Dual by eNeura, kata Dr. Natbony, bisa menghentikan aura di jalurnya. Perangkat ini ketika diletakkan di belakang kepala selama beberapa detik, mengirimkan gelombang magnet kecil ke area kepala dan leher di sekitarnya.
Hal tersebut dapat mencegah dan mengobati aura migrain dengan dan tanpa rasa sakit kepala. Migrain Trust menyebutkan alat tersebut tidak memiliki efek samping dan jadi pilihan yang sangat baik bagi mereka yang sensitif terhadap obat-obatan.
“Perangkat dapat digunakan pada awal aura untuk mempersingkat durasi. Juga untuk pencegahan dua kali sehari untuk mengurangi frekuensi aura migrain tanpa sakit kepala,” ujar Dr. Natbony.
Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter bila seseorang memiliki gejala migrain baru atau memburuk, termasuk aura migrain tanpa sakit kepala, untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
“Jika tidak ada sejarah sakit kepala migrain dan atau aura yang berlangsung lebih dari satu jam, sebaknya temui dokter untuk evaluasi dan diagnosis,” ujar Dr. Natbony.
Tapi jika pernah didiagnosis migrain, kata Dr. Monteith, sebaiknya melakukan janji ulang dengan ahli saraf bila gejala neurologis terus-menrus, berkepanjangan, sering dan berbeda sifatnya.
Demikianlah pembahasan mengenai cara mengenali tanda silent migraine, berikut 4 cara mengatasi silent migrain tersebut.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani