JAKARTA, INewsDepok.id – Gerai penjual eskrim asal negeri Tirai Bambu kini Viral di Indonesia. Raymond Chins membedah Perkembangan Bisnis Franchise Mixue yang begitu cepat melalui akun tiktoknya sehingga banjir viewer.
Menurut Raymond Mixue bukan perusahaan penjual eskrim, tetapi lebih tepat disebut perusahaan supply and chain.
Mixue mendapatkan keuntungan terbesar dari penjualan bahan dan mesin eskrim dari para franchisee atau mitranya. Raymond mengetahui itu karena mendapatkan data itu dari laporan keuangan Mixue.
Keuntungan dari penjualan eskrim hanya berkontribusi di bawah 1 persen. Raymond menjelaskan lebih detail lagi, untuk mempunyai Toko Mixue, Franchisee harus mempunyai uang kurang lebih Rp 700 Juta.
Dari Rp700 juta ini, untuk mesin es krim Rp170 juta, deposit Rp40 juta, training karyawan Rp30 juta dan bahan Rp100 juta untuk seminggu. Belum lagi dekorasi bangunan dan berbagai atributnya yang harus beli ke Mixue sekitar Rp300 juta.
Bisa dibayangkan keuntungan Mixue dari satu franchise. Kini ada ribuan franchise Mixue di berbagai negara, termasuk indonesia.
Mixue menjadi semakin besar karena menjaga kualitas dan harga yang terjangkau. Raymond menyebut DNA Mixue yang menjual dengan harga murah bisa saja berubah dengan menaikkan harga per cup eskrimnya.
Ini seperti perusahaan startup yang burning money atau melimpahkan subsidi di awal, lalu menguranginya secara perlahan. Dampak harga atau tarif jasanya semakin hari, semakin mahal.
Editor : M Mahfud