JAKARTA, iNewsDepok - Menteri Kebudayaan Lithuania Simonas Kairys menyarankan agar warga tidak menikmati budaya Rusia selama konflik berkecamuk di Ukraina, Selasa (3/1/2023).
Melansir dari LRT, Kairys menuduh Moskow menggunakan budaya Rusia sebagai instrumen politik imperialis dan secara aktif menargetkan budaya Ukraina. Hal itu disebabkan oleh hancurnya lebih dari 800 objek, monumen, dan karya seni kultural.
Ia juga mencatat bahwa mitranya dari Ukraina, Oleksandr Tkachenko, tidak mengusulkan penghancuran buku-buku Rusia, melainkan jeda yang disengaja terhadap budaya Rusia. Hal ini disepakati oleh Audronė Žigaitytė-Nekrošienė, kepala Asosiasi Musisi Lithuania.
Menurut Kairys, negara tidak boleh menggunakan tindakan yang mirip dengan rezim Rusia, yakni menyensor beberapa karya. Masyarakat dan institusi harus memikirkan kembali penerimaan budaya Rusia itu sendiri.
Gražina Arlickaitė, sutradara festival film Scanorama, juga menekankan pentingnya konteks sejarah.
“Konteks kita adalah perang yang terjadi tepat di sebelah kita. Saya bertanya pada diri sendiri, apakah sensitif menampilkan film Rusia dalam konteks ini? Saya pikir tidak," katanya.
Sementara itu, Audronė Žigaitytė-Nekrošienė, kepala Asosiasi Musisi, juga setuju bahwa Rusia menggunakan budayanya sebagai kekuatan lunak di Barat. Dia menyarankan agar budaya Rusia mengambil jeda sejenak saat perang sedang berlangsung.
Sejak Rusia melancarkan Operasi Militer Khususnya terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, sejumlah institusi budaya Barat telah menunda penayangan karya-karya terkait Rusia.
Editor : M Mahfud