JAKARTA, iNewsDepok.id – Siapa yang tidak kenal Greysia Polii? Atlet bulutangkis asal Manado, Sulawesi Utara ini menjadi pahlawan Indonesia saat berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Siapa sangka ternyata perjalanannya meraih juara dunia begitu menarik untuk disimak. Ya, hal itu dia ungkapkan saat jumpa pers virtual “Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia” yang digelar susu pertumbuhan SGM Eksplor, Rabu, 14 Desember 2022.
Greysia mengaku, momen terpenting yang membentuk dirinya adalah saat ia berumur 8 tahun.
“Setiap musim pertandingan, tak jarang saya mengalami down. Namun down yang paling berat yang saya rasakan adalah saat saya berumur 8 tahun dimana saya ke Jakarta, berpisah dengan keluarga untuk bertanding bulutangkis dan langsung kalah. Padahal sebelumnya, saat umur 6 tahun saya sudah menjadi juara bulutangkis di Manado. Saat umur 8 tahun dan langsung kalah itu, saya nangis-nangis. Disitu saya merasa nggak pantas ada di Jakarta, lawannya besar-besar tinggi-tinggi saya takut,” cerita Greysia.
Namun Greysia kemudian teringat komitmennya pada sang Bunda yang ingin serius menekuni bulutangkis.
“Nggak ada jalan pulang. Kamu harus tetap stay, kamu harus latihan lebih keras, lebih rajin, latihan lebih benar,” tandas sang Bunda kala itu.
Mendapat motivasi dari sang Bunda, mulai lagi timbul kegigihan dalam dirinya. Dan ternyata, itulah yang menjadi pondasi bagi Greysia hingga ketika ia remaja dan mengalami kegagalan, tidak membuatnya gampang menyerah.
“Masuk pelatnas di umur 16 tahun, banyak kegagalan, tidak membuat saya goyah karena pondasinya sudah betul-betul ngelotok, terbentuk di umur 8-9 tahun. Waktu itu saya nggak boleh pulang karena harus jadi juara bulutangkis. Kalau jadi dokter banyak, tapi jadi juara bulutangkis itu cuma satu, kata Bunda saya. Disitulah pondasi terbentuk,” ucap Greysia.
Greysia mengatakan, peran sang Bunda begitu penting dalam karirnya di dunia bulutangkis. Sang Bundalah yang memastikan bahwa ia mendapatkan asupan nutrisi dan pendidikan yang baik sejak kecil. Ia juga mengaku selalu minum susu sejak kecil hingga sekarang.
Berbicara akses nutrisi dan edukasi, ternyata masih menjadi tantangan bagi anak-anak Indonesia saat ini.
Terlebih lagi, pandemi juga telah memberikan dampak dan tantangan yang besar terhadap akses pendidikan, kesehatan, serta ketahanan ekonomi bagi 80 juta anak di Indonesia.
Dimana pada tahun 2021, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, dari sisi pendidikan, kejadian putus sekolah pun masih mewarnai proses pendidikan di Indonesia, dimana 1 dari 1.000 siswa putus sekolah di jenjang SD/Sederajat.
Data-data tersebut semakin memperkuat fakta sebelumnya yang menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak di Indonesia masih mengalami kekurangan akses nutrisi dan pendidikan yang memadai untuk bisa mencapai kemajuan.
Melihat kondisi tersebut, di tahun 2022 ini, SGM Eksplor kembali menghadirkan gerakan sosial ‘Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia’.
Melalui gerakan tersebut, bersama para mitra serta Bunda di Indonesia, mereka telah berhasil memberikan dukungan akses nutrisi, kesehatan, dan pendidikan kepada lebih dari 200.000 Anak Indonesia yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia, melalui pembelian produk SGM Eksplor.
“Inisiatif ini merupakan upaya kami untuk mendukung akses kemajuan anak Indonesia sebagai bagian dari mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul sejak dini untuk mewujudkan visi Pemerintah Generasi Emas 2045,” tandas Shiera Syabila Maulidya, Senior Brand Manager SGM Eksplor.
Editor : Mahfud