SUBANG, iNewsDepok.id – Pemerintah mengakui andil besar santri dalam perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengakuan tersebut antara lain dengan ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH menegaskan hal tersebut kepada santri Pondok Pesantren Al-Ishlah, Desa Jatireja, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (1/12/2022).
"22 Oktober pemerintahan Presiden Jokowi menepatkan tanggal tersebut sebagai Hari Santri Nasional, ini adalah pengakuan kepada para ulama dan santri atas jerih payah perjuangan membangun fondasi NKRI," kata Boy Rafli.
Acara di Subang ini adalah Dialog Kebangsaan Antar Lembaga Se-Jawa Barat dan Pelantikan Pengurus Lajnah Pencegahan Terorisme dan Radikalisme Jawa Barat. Dialog bertema "Meneguhkan Toleransi, Menjaga Integrasi Bangsa".
Boy Rafli menjelaskan pada masa perang kemerdekaan, santrilah yang menggelorakan Resolusi Jihad Fisabilillah melawan penjajah.
Namun seiring berjalannya waktu, terdapat kelompok yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan kata jihad untuk memecah belah bangsa sendiri.
"Namun saat ini kita perlu waspada, beda jihad zaman kemerdekaan dengan jihad hari ini yang dikumandangkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memecah belah bangsa kita," Kepala BNPT RI menjelaskan.
Untuk itu Boy Rafli menyatakan perlunya upaya pencegahan penyalahgunaan dengan mengatasnamakan agama. Maka deteksi dini merupakan kunci dalam penanggulangan intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa kunci menanggulangi intoleransi, radikalisme dan terorisme bukan sekedar penegakan hukum, tetapi upaya pencegahan dengan membangun deteksi dini, daya cegah dan daya tangkal masyarakat secara bersama-sama," cetus Boy Rafli.
Sementara itu, Sesepuh Ponpes Al-Ishlah, KH. Ushfuri Anshor menyambut baik kehadiran Kepala BNPT RI. Ia menilai silaturahmi yang dilakukan BNPT dapat mencegah masuknya paham-paham intoleransi, radikalisme dan terorisme kedalam pesantren.
"Saya berharap jangan sampai ada ideologi terorisme yang masuk di daerah kita," kata KH Ushfuri Anshor.
Dirinya juga berharap dengan kehadiran BNPT RI dapat mencegah ancaman pengaruh paham-paham menyimpang yang berusaha menyusup kedalam lingkungan pondok pesantren.
Editor : M Mahfud