DEPOK, iNewsDepok.id - Bagaimana rasanya jika seorang istri menghina dan mengumpat suaminya dengan perkataan kasar di hadapan orang banyak?
Hal ini juga pernah dirasakan ulama terkemuka, ulama besar Abu Bakr bin al Labbad al-Maliki, seorang ulama besar dalam Mazhab Maliki.
Abu Bakr bin al Labbad al-Maliki pernah mendapat perlakuan tak pantas dilakukan oleh istrinya sendiri. Lebih parahnya lagi sang istri melakukan hal itu hadapan umum.
Mungkin bagi orang lain sudah marah besar, tapi Abu Bakr bin al Labbad al-Maliki tidak melakukannya. Ulama ini seorang yang dikenal dengan zuhud dan wara’ serta seorang yang mustajab doanya. Beliau adalah guru dari Imam Ibnu Abu Zaid al-Qairawani.
Abu Bakr, sang ulama besar ini memiliki isteri yang lisannya pedas kepada suaminya. Sampai-sampai di hadapan murid-murid suaminya dia umpat suaminya. “Wahai lelaki pezina”, demikian umpatannya yang didengar jelas oleh para murid. Akhirnya setelah para murid mengetahui bahwa umpatan ini hanyalah fitnah semata mereka memberi saran kepada sang guru untuk menceraikan isterinya. Akan tetapi respons beliau dengan saran ini sungguh luar biasa.
“Aku khawatir jika kuceraikan dirinya, dia akan menjadi bencana bagi suami barunya. Semoga Allah selamatkan diriku dari bencana besar karena aku bersabar menghadapi gangguannya. Aku mempertahankannya demi ayahnya. Dahulu berulang kali aku mencoba melamar anak gadis orang namun lamaranku selalu ditolak sampai akhirnya ayah dari isteriku ini menikahkanku dengan puterinya semata-mata karena Allah. Selama pernikahanku dengannya ayah mertua memperlakukanku dengan baik. Akankah kubalas kebaikan ayah mertua dengan menceraikan putrinya? Setiap mukmin itu memiliki ujian. Isteriku adalah ujianku”. al-Madārik wa Taqrīb al-Masālik karya al-Qāḍi al-‘Iyāḍ al-Māliki 5/289.
Ustaz Dr. Aris Munandar, SS, MPI menjelaskan dalam hidup ini setiap orang memiliki ujian khas, ada yang diuji dengan anak yang nakal, ada yang diuji dengan isteri durhaka, ada yang diuji dengan suami yang zalim dan tidak peka, ada yang diuji dengan kekurangan harta dll. Hanya saja ada orang yang suka mengeluhkan ujian hidupnya di medsos dan lainnya dan ada yang nampaknya baik-baik saja karena tidak suka mengeluhkan ujian hidupnya kepada siapa-siapa.
Jejak kesalihan dan kebaikan orang tua itu sungguh terasa pada anak keturunannya. Seorang isteri durhaka dan hobi menyakiti suami dipertahankan mati-matian oleh seorang suami karena jejak kebaikan orang tuanya.
"Seorang laki-laki yang memiliki pengalaman mengenaskan karena berulang kali ditolak lamarannya hendaknya menyadari betapa baiknya isteri dan mertuanya saat ini. Orang yang berakal sehat hanya akan membalas orang yang berbuat baik kepada dirinya dengan kebaikan," ujarnya dalam pesannya dikutip Senin (28/11/2022)
Di antara alasan tidak menceraikan isteri durhaka adalah tidak menginginkan keburukan terjadi kepada orang lain. Abū Bakr bin al-Labbād beralasan tidak mau menceraikan isteri yang suka menyakitinya dengan alasan tidak ingin ada laki-laki yang menderita gara-gara menjadi suami baru dari mantan isterinya. Tidak menginginkan terjadinya keburukan terjadi pada seorang muslim adalah di antara tanda mukmin yang memiliki iman yang berkualitas.
Rumah tangga seorang ulama besar itu tidak meski bahagia bukan karena beliau tidak maksimal dalam mendidik isterinya namun karena itulah ujian hidup yang Allah berikan kepadanya. Oleh karena itu perilaku buruk isteri itu belum tentu menggambarkan ketidakmampuan suami dalam mendidik isteri.
Abu Bakr ini dinilai sebagai orang yang mustajab doanya. Artinya sering kali apa yang beliau mintakan kepada Allah itu langsung Allah kabulkan. Hal ini di samping karena ilmu dan keshalihan yang beliau miliki boleh jadi karena kesabarannya dalam menghadapi lisan pedas isterinya.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar