JAKARTA, iNewsDepok.id - Permainan tradisional Indonesia terancam punah karena jarang dimainkan.
Menurut Komunitas Hong, Indonesia memiliki 2,600 permainan tradisional yang tersebar di seluruh wilayah dan 40% dari total permainan tradisional terancam punah karena jarang dimainkan.
Inilah yang membuat Lemonilo kembali menggelar CHIMILAND, sebuah acara yang menyajikan wisata bermain anak melalui berbagai mainan tradisional asli Indonesia.
Sukses menggelar CHIMILAND pertama di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada 28-29 Agustus 2022 lalu hingga menyedot 10.000 pengunjung, kini kembali gelar CHIMILAND kedua.
Bertempat di Kota Tua Jakarta yang saat ini sudah berganti nama menjadi Kota Batavia, CHIMILAND akan dibuka selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu 12-13 November 2022 mulai pukul 08.00 hingga 19.00 WIB. Siapa saja boleh ikut dan tidak dipungut biaya alias gratis!
Tira Hardaning, Community Manager Lemonilo, mengatakan, ada 9 permainan tradisional yang bisa diikuti.
"Ada rangku alu, gasing, kapal otok-otok, engklek, lompat tali, congklak, petak umpet, petak jongkok, dan bola bekel," ucapnya.
"Ada lomba mewarnai dan juga hiburan dongeng sulap oleh Kak Maulana pada tanggal 12 November, serta kreasi kardus oleh Bumi Kardus pada tanggal 13 November. Kami juga bekerja sama dengan Jakarta Good Guide untuk mengajak pengunjung berkeliling Kota Tua sambil mengenal sejarah Kota Tua di masa lalu dengan menggunakan perangkat digital," tambah Tira.
"Belajar sejarah tidak hanya gedung tapi juga permainan. Jika sebelumnya tidak banyak yang peduli, kini makin banyak orang yang mulai tertarik dengan sejarah," aku Indra, Chief Operational Jakarta Good Guide.
Banyak manfaat yang bisa didapat anak lewat permainan tradisional. Selain bisa menjalin keintiman dengan teman bermain juga melatih fokus untuk berpikir strategis, serta membangun kerja sama tim sehingga tumbuh kembang anak menjadi makin optimal.
Lewat permainan tradisional, orangtua juga bisa bernostalgia mengenang permainan mereka zaman dahulu sambil mengajari anak-anak mereka memainkan permainan tersebut.
"Jadi ada sosialisasi, interaksi keluarga sehingga bonding orangtua dan anak lebih kuat," tandas Tira.
"Kami melihat tingginya animo masyarakat, khususnya anak-anak, untuk memainkan berbagai macam permainan tradisional seperti rangku alu, balap bakiak, dan lompat tali yang kami hadirkan di CHIMILAND sebelumnya. Berangkat dari hal tersebut, kami ingin terus menghadirkan serta mengenalkan kembali permainan tradisional melalui CHIMILAND, sekaligus mengenalkan gaya hidup aktif bagi anak agar mereka tidak selalu bergantung pada gawai. Kami juga berharap CHIMILAND dapat menjadi salah satu pilihan tempat bermain anak di akhir pekan agar anak melakukan aktivitas bermain yang menyenangkan," tutup Tira.
Editor : M Mahfud