JAKARTA, iNewsDepok.id - Operasi Militer Khusus yang dilancarkan oleh Rusia terhadap Ukraina telah menyebabkan krisis pengungsi di Eropa sejak Februari 2022 lalu.
Perhitungan terbaru yang dilakukan oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada 1 November menunjukkan bahwa terdapat sekitar 7,8 juta pengungsi dari Ukraina tercatat di seluruh Eropa dan 4,5 juta orang telah terdaftar untuk Perlindungan Sementara atau skema perlindungan nasional serupa.
Sebuah survey UNHCR pada Oktober melaporkan sekitar 86 persen pengungsi dari Ukraina merupakan wanita. Untuk jumlah usia, sebanyak 8 persen pengungsi Ukraina berada dalam rentang usia 35 hingga 59 tahun dan didominasi oleh wanita.
Pengungsi berlatar belakang pendidikan universitas merupakan kategori tertinggi dengan jumlah 48 persen, disusul oleh pendidikan vokasi (29%) dan pendidikan sekunder (21%).
Sekitar 73 persen pengungsi dari Ukraina berstatus bekerja. Sektor pekerjaan yang paling banyak digeluti adalah grosir dan eceran serta bidang pendidikan, dengan persentase keduanya mencapai 11 persen.
Sementara itu, riset oleh portal data Statista pada 25 Oktober 2022 lalu menunjukkan bahwa Polandia merupakan negara yang paling banyak dituju oleh para pengungsi dari Ukraina melalui perbatasan, dengan total mencapai 7.113 orang. Belarus adalah negara dengan tingkat penerimaan pengungsi melalui perbatasan terkecil, yakni hanya sekitar 16 orang.
Pada 1 April 2022, jumlah pengungsi paling signifikan orang Ukraina tercatat di Rzeszów, Polandia - sekitar 35 persen. Kota terbesar di Polandia, Warsawa, memiliki 13 persen warga Ukraina, seperti halnya Szczecin. Para pengungsi juga mendatangi negara-negara lain di Eropa Timur, seperti Romania, Hungaria, Moldova, dan Slovakia.
Editor : Mahfud