get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Ahmad Yuli Setiawan, Anak Buruh Tani dan Penjaga Malam SLB di Bantul Masuk UGM tanpa Tes

Kecambah Diolah Jadi Biskuit Anti Stunting Kreasi Mahasiswa UGM, Ini Kandungan Gizinya

Selasa, 20 September 2022 | 08:34 WIB
header img
Biskuit anti stunting kreasi mahasiswa UGM. Foto: ugm.ac.id

SLEMAN, iNewsDepok.id - Biskuit anti stunting yang diberi nama Sprouted Snack Bar (SSB) menjadi inovasi terbaru lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Biskuit ini menggunakan bahan pangan lokal yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi.

Biskuit ini dipercaya mampu mencegah stunting karena memiliki tiga zat utama berupa protein, zat besi dan seng,

Sebagai informasi, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 24,4 persen, demikian berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2021.

Angka prevalensi tersebut menurun sebesar 6,4 persen dari angka di tahun 2018 sebesar 30,8 persen. Meski demikian, angka tersebut masih tergolong tinggi dan berada di atas angka standar yang ditoleransi WHO di bawah 20 persen.

Adapun bahan utama biskuit anti stunting tersebut adalah kacang merah berkecambah, beras merah berkecambah dan kacang kedelai berkecambah dan pisang.    

“Kami pilih produk snack bar karena cemilan ini disukai anak-anak dan memiliki masa simpan yang cukup lama,” kata salah satu mahasiswa pencipta biskuit anti stunting Adiva Aphrodita, seperti dikutip dari laman ugm.ac.id Selasa (20/9/2022).

Sebagaimana diketahui, bijian berkecambah memiliki kandungan protein dan mikronutrien yang lebih tinggi dibanding biji utuh karena proses perendaman dan perkecambahan dapat meningkatkan nutrien yang terkandung.

Selain itu kadar fitat juga menurun yang mampu meningkatkan kadar zat besi dan seng. Konsumsi pangan tinggi protein dapat meningkatkan sintesis albumin serum darah sehingga memicu pembentukan sel saat pertumbuhan dan menjaga organ hati sehat.

Selain itu, zat besi membantu sintesis kolagen jaringan tulang, sementara seng membantu peningkatan panjang dan berat tulang femur. 

Selain membandingkan kandungan produk antara bijian berkecambah dengan biji dorman, tim ini juga telah melakukan perbandingan dua metode pengolahan yaitu metode sangrai dan oven. Mereka  kemudian melakukan uji organoleptik produk pada anak SD, uji nutrition facts, dan uji in vivo. 

“Inovasi SSB ini mampu menjadi alternatif jajanan bergizi untuk anak sekolah. Dengan  adanya produk ini, diharapkan ada peningkatan kualitas makanan untuk anak-anak sehingga dapat menekan angka stunting di Indonesia,” tambah Matilda Jesseline Gabriela Giovanni.

Sebagai informasi, biskuit anti stunting ini diciptakan lima mahasiswa, yakni Adiva Aphrodita (Biologi 2020), Matilda Jesseline Gabriela Giovanni (Fakultas Biologi 2020), A Najib Dhiaurahman (Fakultas Biologi 2020), Felisitas Mellania Ajeng Anggraeni (FK-KMK 2019), dan Nur Afni Oktri Fiana (FTP 2019), di bawah bimbingan Lisna Hidayati. 

Editor : Kartika Indah Kusumawardhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut