BANDUNG, iNewsDepok.id - Tari Merak khas Sunda, Jawa Barat (Jabar) telah ditetapkan sebagai warisan budaya Takbenda Indonesia oleh Unesco. Untuk melestarikan sekaligus bentuk kebahagian warga Jabar atas penetapan tari merak tersebut, maka sekitar 1.027 orang menarikan tari merak secara kolosal di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada Minggu (18/9/2022).
Pemerhati budaya dari Rumpun Indonesia, Marintan Sirait mengatakan kegiatan tari kolosal dilakukan untuk mengajak perempuan lintas disiplin, lintas wilayah dengan beragam latar belakang, untuk menari bersama dengan narasi yang menunjukkan semangat persatuan, upaya pemajuan kebudayaan, dan membangun toleransi," tuturnya.
Menurut Marinton, tari merak merupakan simbol tepat yang merepresentasi kepedulian perempuan terhadap lingkungan. Selain itu, tari merak membangun semangat gotong royong bagi perempuan yang masih memiliki keterbatasan bersuara dan dukungan terhadap gerakan inklusivisme.
"Kami meyakini bahwa pendekatan seni mampu membuka ruang ekspresi sekaligus menjadi jembatan untuk berpikir secara kritis mengenai persoalan sosial yang berkembang di Tanah Air dan dunia," ujar Marinton.
Sementara Kepala Disparbud Jabar, Benny Bachtiar menjelaskan, tema "Merak Sadunya" yang diusung dalam kegiatan itu merupakan simbol menjaga kerukunan dan membangun penghargaan terhadap keberagaman saudara sebangsa se-Tanah Air dengan merawat semangat gotong royong.
"Kegiatan ini bagian dari sosialisasi dan promosi bahawa budaya sunda itu indah," katanya.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan pagelaran tari merak kolosal merupakan upaya Pemprov Jabar untuk melestarikan sebuah budaya.
Bahkan, ke depannya tari merak akan menjadi tarian yang dibawakan dalam berbagai kegiatan formal di Jabar.
"Kita akan gunakan tari merak di berbagai kesempatan dan event di Jabar," ujar gubernur yang akrab disapa Kang Emil, seperti dikutip dari Okezone.com.
Lebih lanjut, menurut Kang Emil kegiatan ini akan menjadi momentum menguatkan kebudayaan di Tanah Air, khususnya Jabar di tengah perkembangan media sosial (medsos) dan digitalisasi yang berhasil memasukkan budaya luar negeri ke Indonesia.
Melalui pagelaran tari merak kolosal, Kang Emil berharap kebudayaan Indonesia tetap terjaga dan tidak terkikis, khususnya pada diri anak muda.
"Makanya kami dukung tari merak ini bisa dilestarikan, mulai dari anak-anak di sekolah hingga ibu-ibu," ungkapnya.
Dengan kebudayaan yang semakin kuat, lanjut Kang Emil, maka komplit sudah trisaksi Indonesia, yakni ekonomi yang berdikasi dan politiknya yang berkedaulatan.
Selanjutnya, Kepala Bidang Kebudayaan, Febiyani menambahkan, kolaborasi Disparbud Jabar bersama pegiat kemanusiaan dan perempuan bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya, pihaknya juga menggelar seminar "Gerakan Perempuan untuk Kehidupan yang Lestari".
"Jadi acara ini merupakan bentuk dukungan dari Pemprov Jabar untuk komunitas kemanusiaan dan perempuan dalam membentuk narasi persatuan dalam konsep seni dan budaya," ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan tari merak kolosal ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar bersama gabungan pegiat kemanusiaan dan komunitas seni dan budaya, seperti Rumpun Indonesia, Pusat Bina Tari Bandung, Sasikirana KoreoLab & Dance Camp, serta Jabar Masagi.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani