DEPOK, iNewsDepok.id- Indonesia memerlukan 17 juta talenta digital di tahun 2030. Untuk mencapai jumlah 17 juta talenta digital, Indonesia mengikuti jejak Korea Selatan.
Pakar Pendidikan Vokasi Indonesia, Wikan Sakarinto mengatakan hal tersebut saat penandatanganan kerjasama LearningX Internasional dengan perguruan tinggi Indonesia di Politehnik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Selasa (23/8/2022).
Jumlah 17 juta diketahui berdasarkan hasil riset dari SEA e-Conomy. Saat ini Indonesia masih sangat kekurangan talenta digital sehingga perlu mengejar kekurangan tersebut dalam waktu cepat.
"Kita sekarang sangat kekurangan dan harus bisa mencukupi dengan waktu cepat,” kata Wikan.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadopsi praktik sukses LearningX dari Korea.
LearningX dicoba untuk diterapkan di SMK dan perguruan tinggi khususnya vokasi se-Indonesia.
Nantinya, siswa dapat dilibatkan langsung di dunia industri dengan praktik lapangan di mitra perusahaan Learning X. “Sehingga masuk ke kurikulum termasuk Project Based Learning (PBL), basisnya e-learning, learning management system (LMS), tapi nanti PBL dan kolaborasi dengan mitra perusahaan LearningX untuk magang sampai ke dunia kerja. Jadi sebuah ekosistem yang sangat lengkap,” ujarnya.
Agar tujuan tersebut tercapai, kata Wikan diperlukan kerjasama. Ia melihat potensi SMK yang dibina oleh perguruan tinggi vokasi dan politeknik sangat bisa menerapkan ekosistem tersebut. Mahasiswa di perguruan tinggi diberikan pelatihan dan mendapat sertifikat berstandar internasional. Selanjutnya, mereka akan melatih siswa-siswa di SMK bahkan SMP untuk pencapaian talenta digital.
“Materi yang diajarkan adalah coding. Mahasiswa yang sudah dilatih akan menjadi instruktur dan kita akan kerahkan (melatih) anak SMK dan dilebarkan ke SMP. Kalau di Korea sudah diajari digital skill sejak SD,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Direktur PNJ, Zainul Nur Arifin mendukung terciptanya jutaan talenta digital. Sebagai salah satu perguruan tinggi, kata dia PNJ bertugas menghasilkan lulusan yang kompeten dan dibutuhkan dunia industri.
“Kita mendukung inisiasi Pak Wikan dengan LearningX ini untuk menghasilkan talenta digital. Kita juga membina SMK, sehingga itu kewajiban kita untuk meningkatkan lulusan SMK dimana mereka memiliki nilai lebih dengan ikut pelatihan ini,” katanya.
Sedangkan untuk mahasiswa PNJ yang mengikuti pelatihan ini juga memiliki nilai lebih. Yaitu dengan mengantongi sertifikat berstandar internasional.
“Mahasiswa kita akan dilatih dan bisa mengajar, itu ada nilai lebih. Karena punya sertifikat standar internasional,” pungkasnya.
Editor : Mahfud