get app
inews
Aa Text
Read Next : Tegas! Kejari Depok Hancurkan iCloud dan Email Pelaku Penipuan Taruna Akmil

Geruduk Balai Kota Depok, Massa Aksi Damai 227 Persoalkan 5 Isu

Jum'at, 22 Juli 2022 | 21:26 WIB
header img
Orator Aksi Damai 227 di depan Balai Kota Depok menuntut Wali Kota membenahi lima isu yang mereka persoalkan. Foto: iNews Depok/Rinna Ratna P.

DEPOK, iNewsDepok.id - Balai Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (22/7/2022) sore digeruduk sekelompok massa yang menggelar aksi bertajuk "Aksi Damai 227".

Mereka menuntut pembubaran Ahmadiyah; menolak praktik lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan prostitusi; memprotes peredaran minuman keras (Miras) dan soal isu Islamophobia.

Aksi ini dikawal ketat aparat kepolisian.

Dalam orasinya, Ustaz Suhendar, salah satu peserta aksi, mempertanyakan tentang masih adanya aliran Ahmadiyah di Depok. 

“Mengapa hari ini masih ada Ahmadiyah bercokol di Jalan Muchtar? Hari ini ada yang menista, menggoda baginda Nabi SAW, mereka masih saja tertidur. Bahkan dengan asyik menggunakan fasilitas negara untuk foya-foya,” katanya.

Ia meminta Wali Kota Depok Mohammad Idris tegas dan responsif terhadap apa yang ia dan massa Aksi Damai 227 tuntut.

“Hai Bapak Idris! Sebagai (seorang) kiai, sebagai pemimpin kami, tolong Anda cek kembali di lapangan, di Jalan Muchtar!" teriaknya.

Habib Aziz, peserta aksi yang lain, mengakui kalau agenda utama aksi ini adalah menuntut pembubaran Ahmadiyah, karena ajaran itu masih eksis di Depok, dan dia menuntut Wali Kota bertanggung jawab. 

"Waktu Idul Adha kemarin, mereka (juga) membagikan daging kurban kepada warga Depok. Padahal, kejelasan akidahnya belum bisa kita tentukan dan pemotongan hewan kurban tentunya tidak sesuai syariat Islam, itukan jadi haram.” katanya. 

Habib Aziz mengaku kecewa kepada Wali Kota Depok yang terkesan membiarkan keberadaan Ahmadiyah. 

Selain masalah Ahmadiyah, massa Aksi Damai 227 dengan tegas mengatakan menolak LGB, praktik prostitusi dan peredaran Miras di Depok.

Mereka juga mempersoalkan soal isu Islamphobia yang membuat Indonesia menjadi selalu gaduh, dan menuding para penganut liberalisme sebagai dalangnya.

“Kaum liberal saat ini membuat onar terhadap umat Islam. Sebetulnya tidak ada kegaduhan, baik di kalangan minoritas (non Islam) maupun mayoritas (umat Islam). Kita harap negara ini damai, tentram dan tidak ada perpecahan antaragama di Indonesia,” pungkasnya. 

 

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut