get app
inews
Aa Text
Read Next : PPIU Kalsel Tampilkan Produk Unggulan di Indovec Expo 2024

Berobat ke Jombang, Pendengaran Mantan Wabendum PKB Pulih

Kamis, 23 Juni 2022 | 12:35 WIB
header img
Haji Budi sedang menerapi telinga Bambang Sungkono dengan cara dipijit dan ditepak-tepak. Foto; tangkapan layar YouTube

DEPOK, iNewsDepok.id - Apakah alat indera pendengaran (telinga) Anda masih normal? Atau sudah mulai tergganggu? Alhamdulillah jika masih baik, tapi bagaimana jika sebaliknya?

Banyak penyebab mengapa pendengaran seseorang dapat menurun, sehingga dalam jarak tertentu suara-suara, termasuk teriakan orang, tidak lagi terdengar.

Usia yang telah memasuki masa senja, paparan suara keras yang berulang-ulang, dan konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, kemoterapi, aspirin, dan malaria, dapat menjadi pemicunya karena semua faktor itu dapat menjadi penyebab kerusakan fungsi telinga.

Seseorang yang mengalami kondisi seperti ini biasanya akan membeli alat bantu dengar yang harganya lumayan, bisa mencapai belasan, bahkan puluhan jutaan rupiah, tergantung jenis dan cara kerjanya (analog atau digital).


Bambang Sungkono dan Lieus Sungkharisma. Foto: depok.inews.id/rohman

Salah satu orang yang mengalami gangguan pendengaran adalah tokoh Tionghoa yang juga mantan wakil bendahara umum (Wabendum) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Bambang Sungkono. Di usianya yang telah melampaui 60 tahun, dia harus menggunakan alat bantu dengar karena telinganya tak lagi dapat berfungsi dengan baik.

Kemudian, ia ikhtiar ke Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dan ikhtiarnya sukses.

"Sekarang orang ngomong sudah bisa dengar," kata pria yang pernah naik pesawat Concord saat ke Paris itu, seperti dikutip dari akun YouTube Lieus Sungkharisma Official, Kamis (23/6/2022).

Ia menjelaskan, ia ke Jombang bersama istri dengan naik kereta. Berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, pukul 15:00 WIB, dan tiba di Jombang keesokan harinya pukul 03:00 WIB. Ia ikhtiar ke sana setelah mendapat informasi dari istri almarhum Masudin, pakar terapi syaraf telinga, bahwa di Jombang ada orang yang dapat menyembuhkan gangguan pendengaran. Namanya Haji Budi. Ia bahkan mendapatkan nomor "orang pintar" itu dari istri almarhum Masudin tersebut.

"Awalnya, saya juga tidak yakin, karena pengobatannya kan hanya dengan dipijit-pijit dan ditepak-tepak, tetapi kemudian saya memutuskan untuk mencoba," katanya.

Bambang membebetkan alasan mengapa ia memutuskan seperti itu. Pertama, penggunaan alat bantu dengar membuat dirinya menjadi ketergantungan pada alat itu, karena jika alat itu dilepas, dia tidak dapat mendengar apa-apa 

Kedua, alat bantu dengar itu pun harganya mahal, antara Rp15 juta hingga lebih dari Rp40 juta, dan dapat rusak sewaktu-waktu.

"Tapi ketika saya beritahu istri saya, dia sempat menentang karena menurut dia, dengan hanya dipijit-pijit dan ditepak-tepak, tak mungkin telinga saya bisa pulih. Dia bahkan mengingatkan saya agar jangan mau dibohongi, karena (waktu saya telepon) Pak Haji-nya bilang biayanya Rp15 juta," imbuh Bambang.

Namun, lanjut dia, setelah dia perlihatkan video tentang Haji Budi yang viral kepada istrinya, sang istri separuh percaya, dan menemaninya ke Jombang.

Setibanya di rumah Pak Haji Budi, Bambang menjelaskan kalau pengobatan dilakukan di tempat terbuka, di depan rumah pakar pengobatan gangguan pendengaran itu.

Sebelum terapi, pendengarannya dicek untuk mengetahui dalam jarak berapa meter dia mulai tidak dapat mendengar suara. Caranya, pertama-tama satu telinganya ditutup, dan seseorang berbicara dalam jarak beberapa meter. Ketika Bambang mengatakan bahwa dia tak bisa mendengar dari jarak itu, jarak tersebut ditandai dengan garis yang dibuat dengan kaki.

Setelah itu telinga yang ditutup dibuka, dan telinga yang satunya lagi ditutup. Proses yang sama berulang. Ketika dalam jarak tertentu Bambang tak dapat mendengar, jarak itu ditandai dengan garis yang dibuat dengan kaki 

Selesai dengan tahap itu, proses terapi dimulai di mana kedua telinga Bambang dipijat-pijat dan ditepak-tepak oleh Haji Budi.

"Setelah diterapi, kemampuan mendengar saya yang hanya (dapat mendengar suara dari jarak sejauh) 3 meter, bisa 10 meter," jelas Bambang.

Ia mengaku diterapi hingga dua kali, dan saat ini pendengarannya pulih, sehingga tak perlu lagi memakai alat bantu dengar. 

Ketika Haji Budi dihubungi, yang mengangkat Hendra, asistennya, karena kata dia, Haji Budi sedang melayani pasien.

"Pak Haji berpraktik sejak antara tahun 2013-2015. Jumlah pasiennya sudah sangat banyak, tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga ada yang dari China, Jepang, dan lain-lain," katanya, Kamis (23/6/2022).

Ketika ditanya apakah metode terapinya memang hanya memijat dan menepak-nepak telinga, dia membenarkan.

"Saya menganggap Pak Haji sepertinya memang diberi kelebihan oleh Allah SWT, karena dengan cara itu saja, pendengaran seseorang bisa baik kembali. Kalau kita yang melakukan itu, belum tentu bisa," katanya.

Hendra juga mengakui kalau biaya terapi memang mencapai Rp15 juta, tetapi kata dia, biaya itu nantinya juga akan disalurkan untuk membantu orang yang tak mampu dan untuk kegiatan sosial 

"Saat ini Pak Haji sedang membangun Pondok Tuna Rungu dari hasil praktiknya ini," kata dia.

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut