JAKARTA, iNewsDepok.id - Sampah plastik masih menjadi permasalahan pelik bagi Indonesia. Sebanyak 4,8 juta ton sampah plastik tidak terkelola dengan baik tiap tahun, seperti dibakar di ruang terbuka (48%), tidak dikelola secara layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%), dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).
Padahal, sekarang ini sudah ada pihak-pihak yang mau mengolah dan mendaur ulang sampah-sampah plastik tersebut, namun kesulitan untuk mendapatkan sampah-sampah plastik yang dibutuhkan dan sesuai dengan kriteria.
Oleh karena itu, digitalisasi pendataan dan tracing atau penelusuran sampah plastik, mutlak diperlukan untuk mengatasinya.
Hal itu pulalah yang melatarbelakangi munculnya program 'DIVERT'. Proyek berbasis digital yang dikembangkan oleh Waste4Change, perusahaan pengelola sampah secara bertanggung jawab, atas pendanaan dari Unilever Global melalui program TRANSFORM.
“Proyek DIVERT bertujuan untuk menjawab permasalahan rantai pasokan limbah pasca konsumsi. Sejak dimulai pada September 2021 lalu, proyek ini telah berhasil mengurangi kesenjangan upaya daur ulang sampah plastik dengan memvalidasi dan melacak seluruh alur sampah menuju terciptanya ekonomi sirkular yang lebih efektif dan efisien,” ungkap Rizky Ambardi, Head of Collect Waste4Change dan Project Manager DIVERT.
Hingga saat ini, proyek DIVERT telah melibatkan 556 mitra pengumpul sampah, melakukan scale-up sistem ERP untuk 51 mitra, dan berhasil mengumpulkan 778 ton sampah plastik dalam jangka waktu 6 bulan.
“Salah satu program yang dilaksanakan dalam proyek ini adalah membuat sistem Enterprise Resource Planning (ERP) untuk memastikan ketertelusuran sampah, capacity building bagi mitra-mitra pengumpul sampah, hingga pengoptimalan fasilitas pengumpulan dan pengolahan sampah. Dengan adanya ERP, maka pengumpulan, ketertelusuran, serta kuantitas dan kualitas sampah plastik menjadi lebih meningkat,” terang Rizky.
“Kami berharap melalui program DIVERT yang telah dijalankan, akan mampu menginspirasi lahirnya inovasi lainnya yang dapat membantu kita menciptakan planet yang lebih hijau dan lestari. Selain itu, sebagai bagian dari ekosistem mata rantai persampahan di Indonesia, mari kita bersama-sama memainkan peran kita untuk bisa menciptakan ekonomi sirkular, demi bumi kita yang hanya satu ini,” ajak Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment, Unilever Indonesia Foundation.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait