DEPOK, iNewsDepok.id - Grup lawak Patrio berdiri pada 10 Oktober 1994. Nama Patrio merupakan singkatan dari nama ketiga anggotanya: Parto, Akri, dan Eko. Nama lengkap ketiganya adalah Eddy Soepono (Parto), Muhammad Akri Falaq (Akri), dan Eko Hendro Purnomo (Eko).
Perjalanan karier Patrio mulai menanjak saat mereka mengisi acara televisi bertajuk "Ngelaba" (Ngerumpi Lewat Banyolan) di TPI (sekarang MNCTV). Acara ini pertama kali tayang pada 1 Mei 1995 dan langsung meraih popularitas yang luar biasa.
Konsep program Ngelaba yang menghadirkan lawakan spontan, interaksi dengan penonton, dan banyolan yang ringan berhasil menarik perhatian jutaan pemirsa.
Selama 13 tahun, acara ini menjadi program komedi yang paling banyak ditonton dan menjadi identitas tak terpisahkan dari Patrio. Program Ngelaba selesai tayang pada 26 November 2008
Berikut ini lirik lagu Ngelaba sebagai pembuka program Ngelaba yang melambungkan nama Eko Patrio, Parto Patrio dan Akri Patrio.
Ngelaba ayo kita ngelaba
Ngelaba bukan sembarang ngelaba
Ngelaba ngerumpi lewat banyolan
Gembira bersama sama
Kalau bingung jangan suka murung
Kalau susah jangan gelisah
Lebih baik kita bergembira
Karena itu, obat awet muda
Ngelaba ayo kita ngelaba
Ngelaba bukan sembarang ngelaba
Ngelaba ngerumpi lewat banyolan
Gembira bersama sama
Ngelaba ngerumpi lewat banyolan
Gembira bersama sama
Lagu Ngelaba Patrio ini adalah karya yang penuh keceriaan dan mengajak pendengarnya untuk melupakan kesusahan dengan tawa. Liriknya, seperti "Kalau bingung jangan suka murung, Kalau susah jangan gelisah, Lebih baik kita bergembira", menjadi mantra positif yang selalu diusung.
Namun, lirik ceria ini kini terasa sangat kontras dengan kenyataan yang sedang dihadapi oleh Eko saat ini. Musibah penjarahan yang menimpa rumahnya dan hilangnya kucing kesayangan bernama River, adalah duka yang sulit dihilangkan.
Eko Patrio
Lirik "Gembira bersama sama" kini menjadi sebuah harapan. Eko, yang biasanya menjadi sumber kegembiraan, sekarang justru menjadi pihak yang membutuhkan dukungan dan doa dari masyarakat agar bisa kembali "gembira bersama-sama" setelah menghadapi musibah.
Ironi lain terlihat dari lirik "Ngelaba ngerumpi lewat banyolan". Alih-alih merumpi dan bercanda, kini Eko harus menghadapi kenyataan pahit akibat tindakan anarkis. Peristiwa ini menunjukkan bahwa di balik persona komedian yang selalu ceria, ada sisi rapuh yang juga merasakan kesedihan. Mungkin saja saat ini Eko berusaha mempraktikkan pesan dari lagu Ngelaba untuk bisa bangkit kembali dan menjadi sosok yang lebih baik lagi dan bijaksana serta gembira. Semoga!
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
