JAKARTA, iNews.id - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) gagal menggelar demonstrasi di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (28/3/2022).
Lebih pahit lagi, mereka bahkan juga dilarang berunjuk rasa di sekitaran Patung Kuda yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat, dan digiring ke depan Monas di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Padahal, biasanya Patung Kuda merupakan titik yang diizinkan polisi untuk massa menggelar unjuk rasa.
Dari pantauan iNews Depok terlihat, beberapa perwakilan BEM-SI sempat bernegosiasi dengan seorang pejabat kepolisian, tetapi negosiasi yang berlangsung hampir setengah jam itu gagal total. Massa BEM-SI yang berjumlah ratusan orang dan mengenakan jaket almamaternya masing-masing, serta membawa bendera dan spanduk yang antara lain bertuliskan; "Jokowi Pengkhianat Rakyat", tetap hanya boleh berunjuk rasa di depan Monas, dan dengan dijaga ketat aparat kepolisian.
"Tidak diizinkan, kita telah bernegosiasi. Bahkan untuk unjuk rasa di Patung Kuda kita juga nggak diperbolehkan," sesal Luthfi, salah seorang perwakilan BEM-SI kepada wartawan.
Ia mengatakan, saat negosiasi tadi, polisi mengatakan kalau perwakilan dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan menemui mahasiswa, tapi Luthfi mengatakan, karena tempat unjuk rasa ini sangat jauh dari Istana, sementara target aksi mereka adalah di Istana Negara, maka pihaknya ingin KSP dan Jokowi menemui mahasiswa.
"Tapi kami mendapat informasi kalau Jokowi masih di luar kota," katanya.
Dalam unjuk rasa kali ini, BEM-SI mengusung tiga isu, yakni:
1. Isu ketahanan pangan dan bahan pokok
2. Isu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang BEM-SI inginkan agar dievaluasi
3. Penundaan Pemilu 2024 yang ditolak BEM-SI karena dinilai dapat mencederai kaderisasi pemuda
"Jika Pemilu ditunda, pemuda yang seharusnya bisa menggantikan kaum-kaum tua yang saat ini telah selesai masa jabatannya, menjadi tertunda. Padahal pemuda telah siap menggantikan mereka," tegas Luthfi.
Sedikitnya ada 10 elemen mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini. Luthfi mengatakan, elemen-elemen itu bukan hanya dari Jabodetabek, tetapi juga dari Padang, Riau dan Mataram.
Luthfi memastikan kalau aksi ini bukan yang terakhir.
"Kami akan terus bergerak sampai goal kami tercapai," tegasnya.
Editor : Rohman
Artikel Terkait