
"Mekanisme rukyat kemudian akan memverifikasi data astronomi ini. Rukyat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi ta'abbudi dan dimensi pengetahuan," jelasnya.
Dimensi ta'abbudi merujuk pada sunnah Nabi Muhammad SAW yang telah dilakukan sejak dahulu untuk melihat hilal sebagai penanda awal atau akhir puasa. Sementara itu, dimensi pengetahuan berkaitan dengan konfirmasi perhitungan astronomi melalui observasi langsung di lapangan.
Rokhmad menambahkan bahwa proses Rukyatul Hilal akan dilakukan di 33 titik yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan satu titik di setiap provinsi, kecuali Bali.
"Di Bali, kami tidak menggelar rukyat karena bertepatan dengan perayaan Nyepi. Kami saling menghormati dan memahami kondisi tersebut," ucapnya.
Rukyatul Hilal akan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan canggih, seperti yang digunakan saat menentukan awal Ramadan. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses pengamatan hilal dilakukan dengan tepat dan akurat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait