“Bahkan yang mengerikan itu produksi garmen sekarang, yang jualan seperti di Jakarta itu saja sudah orang China-nya langsung. Bayangkan kita mau bersaing kayak gimana, mereka punya harga murah karena insentif mereka banyak di negaranya, jualan di sini mereka tidak bayar pajak,” paparnya.
Aturan yang mempermudah importir diperparah dengan kurangnya insentif pemerintah bagi pelaku industri lokal. Belum lagi pajak besar yang dibebankan Negara kepada pelaku usaha, termasuk UMKM.
Oleh karenanya, Cucun meminta komitmen pemerintah dalam menyelamatkan industri tekstil lokal. Apalagi Presiden Prabowo Subianto memiliki semangat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi dan industrialisasi dalam negeri.
“Negara harus hadir untuk melindungi para pelaku tekstil, termasuk UMKM-nya. Ini harus disikapi oleh pemerintah yang mendapatkan amanat dari rakyat, sekarang ini Pemerintahan Pak Prabowo, harus betul-betul memberi perhatian penuh untuk pelaku industri tekstil,” harap Cucun.
Terkait kebakaran pabrik garmen PT AAM, Cucun juga meminta agar ada perhatian serius dari pemerintah. Sebab meski tak ada korban jiwa dalam kebakaran pabrik perusahaan besar di Kabupaten Magelang yang fokus pada ekspor pakaian jadi ke Amerika Serikat itu, kerugian tentunya diperkirakan sangat besar.
Cucun menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa ini, apalagi dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya cukup luas, terutama pada kesejahteraan pekerja dan mitra usaha.
“Ini dampaknya bukan hanya di hilir saja, tapi sampai ke produsen hulunya, belum lagi para suplier bahan bakunya. Bisa mati industri ini kalau tidak ditangani dengan benar,” ungkapnya.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait