DEPOK, iNews Depok.id – Istilah gentrifikasi yang ditanyakan Supian Suri di debat Pilkada Depok membuat moderator debat mengingatkan tata tertib. Penggunaan istilah tidak umum melanggar tata tertib debat.
Debat berlangsung pada hari Minggu (3/11/2024). Ini merupakan debat perdana Pilkada Kota Depok yang diselenggarakan KPU Depok.
Debat mempertemukan paslon nomor urut 1 Imam Budi Hartono-dr Ririn Farabi Arafiq (Imam-Ririn) dan paslon nomor urut 2 Supian Suri-Chandra Rahmansyah (Supian-Chandra).
Sebelum debat dimulai, moderator debat Arief Fadhil mengumumkan tata tertib.
”Kami akan menyampaikan ketentuan tata tertib yang harus kita patuhi bersama demi kelancaran debat,” kata Arief Fadhil.
9 Tata tertib debat kemudian ditayangkan. Pada point ke-9 isinya: ”Tidak diperkenankan memberi pertanyaan dengan singkatan atau akronim atau terminologi yang tidak umum.”
Dalam sesi debat memasuki pendalaman visi misi dan program unggulan bertema Ekonomi dan Pembangunan, Arief Fadhil kembali mengingatkan tata tertib peserta debat: ”Pertanyaan yang dilontarkan hendaknya sesuai dengan tema debat malam ini ekonomi dan pembangunan berkelanjutan dengan tidak menyisipkan atau mempergunakan singkatan, akronim maupun terminologi,” tutur moderator.
Setelah paslon nomor urut 1 bertanya dan dijawab paslon nomor urut 2, berikutnya gantian Supian-Chandra bertanya pada Imam-Ririn.
Supian Suri kemudian bertanya: ”Salah satu permasalahan kota adalah gentrifikasi, saya minta Pak Imam bisa menjelaskan apa upaya yang dilakukan terhadap permasalahan ini?”
Imam kemudian menjawab dengan menjelaskan program-program Imam-Ririn terkait gender dan pemberdayaan perempuan. Jawaban Imam dilanjutkan Ririn dengan menguraikan program perempuan untuk jadi pengusaha dan sejumlah program lain.
Jawaban Imam-Ririn langsung disergap Supian Suri saat dimintai moderator menanggapi jawaban paslon nomor urut 1.
”Jaka Sembung pakai sepatu, kagak nyambung pasangan 01,” kata Supian Suri yang disambut sorakan dari sejumlah pendukung paslon 02 yang hadir di studio.
Supian Suri kemudian menjelaskan bahwa gentrifikasi adalah permasalahan kota, hadirnya kelompok orang yang punya kemampuan di lingkungan masyarakat membeli lahan sehingga lahan menjadi mahal dan berdampak masyarakat menengah ke bawah terpinggirkan.
Moderator debat, Arief Fadhil sempat menyela. ”Saya belum pernah dengar istilah gentrifikasi ya. Saya belum pernah dengar itu ya,” ceplos Fadhil.
Arief Fadhil selanjutnya mengingatkan lagi kedua paslon agar tidak menggunakan singkatan, akronim atau terminologi saat bertanya.
Pendukung 01 di studio berteriak kegirangan. ”Setuju itu.”
Supian melanjutkan pertanyaan. ”Ada fenomena kemiskinan di mana joged sadbor hari ini marak, bagaimana pandangan pasangan nomor urut 1?”
Para pendukung kedua paslon di studio mulai panas. Ada yang nyeletuk. ”Hati-hati mulutnya dijaga,” kata seorang pendukung entah ditujukan kepada siapa.
Kali ini Ririn yang menjawab pertanyaan Supian. Ririn menjelaskan kemiskinan Kota Depok adalah yang terendah se-Pulau Jawa dan terendah ke-4 secara nasional.
Imam-Ririn, kata Ririn, akan melanjutkan program KDS Plus, Kartu Sakti Yatim Sejahtera, pemberian modal untuk perempuan single fighter, dan sejumlah program lainnya.
”Harapannya masyarakat Kota Depok lebih sejahtera dan kemiskinan semakin menurun," jelas Ririn.
Untuk kali ini, Supian Suri menanggapi dengan tak lagi menyebut Jaka Sembung. ”Saya tanpa mengurangi rasa hormat, persentase kemiskinan memang kecil tapi jumlahnya banyak 61.950 orang,” kata Supian.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait